HARIAN MERAPI - Ini penting bagi yang berstatus kakek-nenek untuk memperhatikan perkembangan cucunya.
Kakek maupun nenek harus mengenali tahapan perkembaan cucunya
Peringatan tersebut disampaikan Ketua Program Studi Psikologi Terapan, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Rose Mini Agus Salim dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, baru-baru ini.
Baca Juga: Sejumlah ormas sambangi Nurcholis untuk sampaikan dukungan maju Pilkada Sleman 2024
Ia menyebut bahwa kakek/nenek mesti mengenali tahapan perkembangan cucu ketika melakukan pengasuhan.
"Kakek/nenek juga harus mendengar keinginan dan harapan anak (orang tua) terhadap cucu seperti apa, lalu mengenali kebiasaan, kelebihan, dan kelemahan anak atau cucu, serta mengenali kebutuhan cucu sesuai dengan tahapan perkembangan mereka," kata Rose
.
Ia menjelaskan, setiap tahapan perkembangan anak membutuhkan pendekatan yang berbeda.
"Kalau balita atau prasekolah, mungkin bisa dengan cerita shadow puppet (wayang) misalnya, jadi menganalogikan sesuatu, karena tingkat perkembangan kognitif anak masih terbatas, enggak bisa abstrak, semua harus konkret dan operasional," ujar dia.
Ia menyebutkan, apabila anak usia sekolah, maka pendekatannya juga berbeda, yakni lewat pemberian aturan, dan menjelaskan hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan, serta menjelaskan alasannya.
"Sedangkan jika usia remaja, lanjut dia, bisa menggunakan pendekatan diskusi, membuat kesepakatan, dan menganggap anak sebagai rekan atau sederajat, baik dengan kakek/nenek atau orang tua," ucapnya.
Ia juga mengingatkan agar orang tua atau kakek/nenek juga mengembangkan komunikasi yang efektif.
"Kakek/nenek bisa ngomong efektif dengan cucu asal ada kepercayaan dengan anak yang diajak bicara, kita harus percaya kepada anak kita sebagai kakek/nenek, sedangkan orang tua juga harus percaya terhadap kakek/nenek dan anaknya," tuturnya.
Ia juga menekankan agar orang tua atau kakek/nenek perlu memiliki empati, yakni memahami perasaan, pemikiran dan keinginan cucu.