lifestyle

Begini cara mengatasi anak yang susah makan, berikut tips dari dokter nutrisi

Kamis, 2 November 2023 | 12:30 WIB
ilustrasi. (Antara/Pexel)



HARIAN MERAPI - Bila anak susah makan, ada cara untuk mengatasinya, tak perlu panik.
Orangtua harus paham bahwa ada saatnya anak lapar dan kenyang.


Hal ini diingatkan dokter bidang nutrisi dan penyakit metabolik ilmu kesehatan anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Cipto Mangunkusumo Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif Sp.A(K) dalam diskusi daring diikuti di Jakarta, Rabu.


Ia mengatakan cara mengatasi anak yang susah makan adalah dengan memperbaiki pola jadwal makannya sejak masih ASI.

Baca Juga: Yogyakarta Masih Nol Kasus Cacar Monyet

“Jadi anak itu ada lapar dan kenyang, itu yang kita betulkan. Dan begitu sudah diatasi itu, sudah bagus,” kata Damayanti .

Ia juga menjelaskan anak sulit makan ada beberapa macam, yaitu anak yang hanya mau makan makanan tertentu saja atau picky eater, dan ada juga yang selected eater yaitu tidak suka bentuk makanan apapun. Namun orang tua tetap harus memenuhi empat jenis makanan yaitu karbohidrat, sumber protein hewani, sayur dan buah.

Damayanti mengatakan, sekitar 87 persen batita memiliki masalah sulit makan karena tidak mengetahui pola makan yang benar. Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan mengatur pola makan harus dilakukan sejak bayi masih mengonsumsi ASI dan melihat tanda lapar anak.

Baca Juga: Yogyakarta Masih Nol Kasus Cacar Monyet

Seorang ibu perlu tahu kebiasaan lapar bayi yang biasanya berkisar 1,5 jam hingga 2 jam. Ibu yang responsif terhadap sinyal lapar anak, akan menciptakan hubungan yang kuat dan akan menumbuhkan perasaan kepercayaan dasar (basic trust) anak bahwa ada yang menyadari tanda laparnya.

 

Disitulah anak akan melihat keteraturan yang dibangun sang ibu dan menemukan pola lapar dan kenyangnya.

Hal ini juga berlaku ketika anak sudah memasuki masa MPASI atau makanan pendamping ASI. Idealnya pola makan anak yang memasuki MPASI adalah 3 kali makan utama, 2 kali cemilan dan 3 kali ASI.

Baca Juga: 24 Klub Bola Voli U-19 Ikuti Kejuaraan di GOR Bambu Runcing Temanggung

“Nah disitu nanti dia melihat keteraturan. Nanti anaknya semakin besar, kan lambungnya juga semakin besar. Dia makan minumnya semakin cepat, ibunya juga semakin tahu, saat laparnya dia bisa minum ASI lebih banyak, sehingga laparnya lebih panjang, kalau itu tidak diperhatikan ya berantakan semua,” ucapnya.

Pola makan yang teratur ini juga perlu diterapkan ketika anak harus diasuh oleh orang lain selain orang tuanya. Setiap makan, kata Damayanti, juga harus ada komunikasi dan interaksi yang bisa meningkatkan bonding orang tua terutama ibu, kepada anaknya sehingga anak terstimulasi dengan baik.

Halaman:

Tags

Terkini