lifestyle

Kenali gejala cacar monyet, ini di antaranya

Jumat, 20 Oktober 2023 | 12:30 WIB
Arsip: Foto yang diambil selama penyelidikan wabah cacar monyet, di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet, dalam gambar tidak bertanggal yang diperoleh Reuters 18 Mei 2022. ( ANTARA/CDC/Brian W.J. Mahy/HO via Reuters)




HARIAN MERAPI - Masyarakat diminta waspada terhadap serangan penyakit cacar monyet.
Menurut ahli, salah satu gejala cacar monyet adalah membesarnya kelenjar getah bening.


Berkaitan itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta meminta seluruh masyarakat untuk mewaspadai adanya pembesaran pada kelenjar getah bening yang menjadi salah satu gejala khas cacar monyet (monkeypox) di sejumlah bagian tubuh.

"Jika menemukan gejala monkeypox seperti demam, lenting isi air atau luka pada kulit apalagi disertai gejala khas monkeypox yaitu ada benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening, segera datang ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan laboratorium," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Tolak Banding Mario Dandy dan Shane Lukas

Menanggapi adanya temuan kasus baru di Jakarta, Ngabila menyebut pembesaran kelenjar getah bening yang disebabkan oleh cacar monyet, dapat timbul di bagian ketiak, leher, selangkangan atau lipatan paha.

Jika masyarakat menemukan gejala serupa, dianjurkan untuk segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat dari rumah untuk mendapatkan pemeriksaan laboratorium, sekaligus menghindari terjadinya komplikasi dan kematian melalui deteksi dini.

Pemeriksaan juga berfungsi sebagai pelacak kasus bila terjadi kontak erat dari orang yang positif. Sebab, cacar monyet dapat menular melalui droplets seperti dahak, bersin atau air liur yang mengontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh, dan kontak seksual.

Apabila pada kontak erat belum pernah ada gejala sama sekali, kata dia, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan swab orofaring atau tenggorokan, swab kulit, swab anus, dan pemeriksaan darah.

Baca Juga: Delapan fungsi keluarga dalam mendidik anak

"Akan tetapi dipantau setiap hari apakah ada gejala yang timbul. Jika muncul gejala akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut," ucapnya.

Ngabila juga menjelaskan jika sampai tertular, masa inkubasi dari tertular sampai muncul gejala bisa cukup panjang yakni tiga sampai 21 hari. Sedangkan butuh waktu dua sampai empat minggu untuk sembuh, yakni jika semua luka sudah kering sempurna dan muncul kulit baru.

Maka dari itu, sebagai bentuk proteksi diri, masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan diri dengan rajin memakai masker dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Diharapkan masyarakat dapat menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit, berhubungan seksual yang aman, bersih, sehat dengan menggunakan kondom, menghindari kontak wajah dengan wajah, mulut, kulit, dan barang sehari-hari yang dipakai penderita.

Baca Juga: Mengenal gerakan 'jimpitan' inisiasi dari Wali Kota Magelang untuk entaskan kemiskinan

"Vaksinasi monkeypox sudah ada di Indonesia dengan jumlah terbatas dan diperuntukkan untuk kelompok berisiko tinggi," ucapnya.

Halaman:

Tags

Terkini