Akarnya menjulur ke Kali Jetis, dan sebagian melingkari rel kereta tebu tersebut.
Warga juga sengaja mengangkat akar pohon Preh yang menggelantung dan meletakkannya di atas rel.
Lama-kelamaan, akar Pohon Preh di atas rel makin lebat dan besar, sehingga menjadi Jembatan Akar seperti sekarang ini.
"Jadi, jembatan akar itu terbentuk alami," kata Subarjo.
Kini, Jembatan Akar yang menjadi viral setidaknya memberi berkah tersendiri bagi warga setempat.
Beberapa warga dekat jembatan membuat warung dadakan dengan meja dan kursi. Sementara, warga padukuhan juga memasang kotak amal sukarela.
Selain itu, warga juga mendapatkan pemasukan dari tarif parkir motor dan mobil pengunjung.
Subarjo mengatakan, viralnya Jembatan Akar itu sedikitnya memberi inspirasi bagi warganya untuk membuat destinasi wisata kecil-kecilan.
Baca Juga: Udara di kota besar makin tak sehat, begini saran pakar paru
"Tapi, kendalanya Jembatan Akar itu berada di atas tanah milik warga," kata Subarjo. *