Waspadai penyakit gagal jantung, ini faktor penyebab dan cara menanganinya

photo author
- Minggu, 25 Juni 2023 | 06:00 WIB
Ilustrasi penyakit gagal jantung.  (ANTARA/Pixabay.com/Pexels)
Ilustrasi penyakit gagal jantung. (ANTARA/Pixabay.com/Pexels)

Selanjutnya, ada pemeriksaan lainnya yang harus dilakukan, yakni pemeriksaan laboratorium darah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menunjang diagnosis (NTproBNP atau BNP) maupun untuk menilai berbagai kelainan penyerta yang berkaitan (misal fungsi ginjal, diabetes melitus, anemia, fungsi tiroid, kadar zat besi, dan lain sebagainya).

Adapun pemeriksaan pencitraan merupakan pemeriksaan lanjutan berupa ekokardiografi transesofageal (melalui kerongkongan)/MRI jantung/pencitraan nuklir/CT Scan jantung. Hal ini dapat dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis maupun menentukan penyebab pasti dari gagal jantung.

Baca Juga: Kapolri Sebut Dua Model Praktek Ujian Pembuatan SIM Ini Tak Lagi Relevan, Apa Saja?

Terapi yang dapat digunakan untuk kondisi gagal jantung, antara lain mengubah gaya hidup menjadi sehat. Misalnya, diet rendah garam dan pembatasan asupan cairan baik dari minum maupun makanan, upaya menurunkan berat bada, meningkatkan kapasitas latihan dan olahraga.

Selain itu, dokter akan melakukan identifikasi dan mengobati penyebab yang mendasari gagal jantung. Misalnya, jika terdapat penyakit jantung koroner yang berat, dokter akan melakukan intervensi pemasangan stent atau bahkan operasi bedah sepintas jantung (bypass).

Dokter juga akan mengombinasikan obat-obatan khusus gagal jantung yang perlu diminum rutin untuk jangka panjang. Jika gagal jantung sudah berada di tahap stadium lanjut, maka diperlukan prosedur khusus untuk meminimalisirnya.

Misalnya, memasang pacu jantung khusus untuk sinkronisasi otot jantung (CRT), menjepit katup mitral yang bocor melalui kateterisasi jantung (klip katup mitral), implantasi mesin pompa jantung buatan (LVAD) secara prosedur bedah jantung, hingga transplantasi jantung.

Baca Juga: Empat Kabupaten di DIY Siaga Bencana Kekeringan

Paskah menjelaskan untuk melakukan identifikasi segera melalui skrining atau pemeriksaan menyeluruh sebelum bergejala, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko atau berusia lanjut di atas 65 tahun.

"Hal ini untuk mengetahui lebih dini penyakit gagal jantung dan dapat meminimalisirnya dengan gaya hidup sehat," tutup Paskah.*

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X