HARIAN MERAPI - Lebaran tak sampai dua pekan lagi, namun persiapan untuk merayakannya sudah terlihat sejak sekarang.
Termasuk tradisi mudik Lebaran, harus benar-benar dipersiapkan secara matang. Bikinlah suasana yang menggembirakan.
Seperti diketahui, tradisi mudik atau pulang kampung pada saat Hari Raya Idul Fitri merupakan sebuah peristiwa penuh semangat dan menggembirakan, karena bisa bertemu, berkumpul bersama orang tua, keluarga, sanak saudara dan kerabat di kampung halaman.
Baca Juga: Catat ! Bengkel dan mobil derek yang standby 24 jam selama arus mudik dan balik di Temanggung
Mudik menjelang Lebaran menjadi ritual tahunan warga dari di berbagai kota di Indonesia. Mereka berbondong-bondong kembali ke tanah kelahiran atau tempat tinggal orang tua.
Tradisi turun-temurun untuk bisa berkumpul di saat hari raya ini tidak hanya ritual tahunan, namun juga menjadi sebuah laku batin yang menumbuhkan kebahagiaan dan kegembiraan luar biasa bagi para pemudik.
Peristiwa kembali ke tanah kelahiran untuk sujud syukur di pangkuan orang tua ini, bahkan ada yang memaknai sebuah laku spiritual, merefleksi asal usul diri yang diharapkan mampu menjadi modal semangat baru untuk mengarungi petualangan dan perjuangan di tanah rantau di tahun berikutnya.
Berharap mendapat kebahagiaan, kegembiraan dan semangat baru saat berkumpul bersama keluarga, orang tua, sanak saudara di kapung halaman, diperkirakan puluhan ribu warga perantau yang selama ini tinggal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga memanfaatkan momentum libur Hari Raya Idul Fitri untuk pulang kampung, kembali ke daerah asal, baik tujuan Pulau Sumatera, Jawa, maupun beberapa daerah lain di Indonesia bagian timur.
Bagi para perantau yang tinggal di Pulau Bangka, pada saat mudik Lebaran sebagian besar memilih untuk melakukan perjalanan darat, baik menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, travel, maupun angkutan umum.
Baca Juga: Kejari Jaksel Pertimbangkan Vonis AG dalam Waktu Sepekan
Para pelaku perjalanan luar daerah ini akan memanfaatkan penyeberangan kapal feri untuk keluar dari Pulau Bangka melalui Pelabuhan Tanjungkalian Mentok menuju Pelabuhan Tanjungapi-api, Sumatera Selatan, untuk kemudian melanjutkan perjalan menuju daerah masing-masing.
Keberadaan Pelabuhan Tanjungkalian sebagai pintu gerbang utama ujung barat Pulau Bangka dinilai cukup efektif, aman, murah dan cepat sehingga selalu menjadi jalur utama bagi para pemudik tujuan Pulau Jawa dan Sumatera.
Setelah pencabutan pemberlakuan PPKM pandemi COVID-19 pada akhir tahun lalu jumlah pelaku perjalanan yang melalui Pelabuhan Tanjungkalian terus meningkat. Bahkan, pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2022 pelaku perjalanan luar daerah di pelabuhan itu harus mengantre cukup lama untuk menunggu jadwal pemberangkatan kapal.
"Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kita ingin memberikan pelayanan yang terbaik agar perjalanan para pemudik semakin menggembirakan, minimal bisa mengurangi kejenuhan pemudik selama menunggu jadwal antrean pemberangkatan kapal," kata Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming.
Baca Juga: Pengacara David Ozora Minta Jaksa Ajukan Banding Vonis AG