“Literasi digital itu berkorelasi dengan kemampuan seseorang membedakan antara berita benar dan berita palsu,” katanya.
Menurut Nezar, pemberantasan hoaks di ruang digital merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, dia mendorong kolaborasi model pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, komunitas masyarakat, pelaku usaha, dan media. Ia juga mengajak masyarakat menerapkan prinsip stop, think, verify, and share.
“Sebelum kita share, kita coba berhenti sebentar. Baca dengan baik. Kalau ragu lakukan verifikasi. Kalau yakin itu benar baru kita share. Kita bisa menciptakan ruang digital yang lebih aman dan sehat bagi kita semua,” katanya.*