Hati-hati, pneumonia semasa bayi dapat berpengaruh pada kesehatan jangka panjang, begini antisipasinya

photo author
- Minggu, 23 November 2025 | 07:00 WIB
Ilustrasi - Petugas medis Dinas Kesehatan Kendari mempersiapkan suntikan PCV untuk balita di Pos Pelayanan Keluarga Berencana di Kecamatan Baruga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (12/12/2023).  (ANTARA FOTO/Jojon   )
Ilustrasi - Petugas medis Dinas Kesehatan Kendari mempersiapkan suntikan PCV untuk balita di Pos Pelayanan Keluarga Berencana di Kecamatan Baruga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (12/12/2023). (ANTARA FOTO/Jojon  )

 

HARIAN MERAPI - Peneumonia yang dialami bayi berbeda dengan orang tua. Namun bila pneumonia serang anak, orang tua harus ekstra waspada.

Bahkan menurut dokter, pneumonia semasa bayi dapat berpengaruh terhadap kesehatna jangka Panjang.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A, Subsp.Resp(K) menyampaikan bahwa serangan pneumonia semasa bayi dapat berpengaruh pada kesehatan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Klarifikasi DPR soal KUHAP Baru Dinilai Terburu-buru, Ferry Irwandi Sarankan Judicial Review ke MK

Dalam acara diskusi daring Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang diikuti via daring pada Jumat, ia menjelaskan bahwa keterlambatan penanganan penyakit pneumonia pada bayi bisa menyebabkan bayi kekurangan oksigen dalam waktu lama dan kondisi ini mempengaruhi perkembangan otaknya.

"Ketika ada kekurangan oksigen pada otak pada saat pertumbuhan maka akan terjadi kerusakan sel-sel otak dan itu tidak bisa kembali, akibatnya potensi kecerdasan yang harusnya bisa dicapai berdasarkan genetiknya tidak optimal," ia menjelaskan.

Menurut dia, kondisi yang demikian juga akan berpengaruh pada kemampuan kognitif dan belajar serta hal-hal yang berhubungan dengan kerja otak.

Selain itu, dokter Nastiti menyampaikan, serangan penyakit pneumonia pada bayi bisa menyebabkan kerusakan paru-paru dan penurunan fungsi paru-paru kalau tidak segera mendapat penanganan tepat.

Baca Juga: Benang Kusut Tambang Maluku Utara: Tumpang Tindih Izin, Manipulasi Tapal Batas, dan Perang Korporasi

"Paru-paru yang seharusnya 100 persen bekerja optimal karena kerusakan akibat pneumonia yang gagal diatasi dengan baik ini potensinya jadi untuk fungsinya tinggal 60 persen," katanya.

"Jadi, anaknya toleransi latihan menurun, sering sesak nafas, tidak bisa olahraga seperti teman-temannya, itu yang sangat kita tidak harapkan," ia menambahkan.

Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan, peumonia adalah peradangan paru-paru akibat infeksi akut pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.

Anak balita yang terserang pneumonia umumnya mengalami gejala seperti batuk dan kesulitan bernapas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X