Ini yang membatasi kebebasan bermedia sosial menurut ahli dari UGM

photo author
- Minggu, 9 November 2025 | 07:30 WIB
Ilustrasi - Media sosial. ( ANTARA/PIXABAY/Geralt)
Ilustrasi - Media sosial. ( ANTARA/PIXABAY/Geralt)

 

Selain itu, Derajad mengatakan di tengah banjir data dan algoritma yang mendorong viralitas, perlu dibarengi dengan tanggung jawab informasi, tidak sekedar keinginan menjadi terkenal sesaat dengan cara sensasional.

 

Ia mengingatkan kreator konten harus menerapkan prinsip budaya digital yang sehat, yakni budaya yang mengutamakan nilai dan edukasi, bukan sekadar eksposur dan impresi.

 Baca Juga: Warisan Ibu Shalihah: Rezeki yang Datang dari Birrul Walidain

Derajad menjelaskan batasan-batasan dalam dunia digital sebenarnya menguji kedewasaan masyarakat dalam mengelola bentuk partisipasi terhadap ruang publik melalui konten. Konten yang dibagikan sebaiknya bermakna mencerdaskan, beradab dan empatik, bukan sekadar pencitraan.

 

Ia juga menekankan pentingnya pendidikan literasi digital dan bisa mengelola emosi dengan baik dibutuhkan agar setiap konten yang dihadirkan bisa memiliki makna bagi publik.*

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Rekomendasi

Terkini

X