Baca Juga: Dipanggil Prabowo ke Istana, Kepala BIN Klaim Indonesia Sudah Aman Usai Rangkaian Demo Agustus 2025
Kemudian, disarankan agar sebelum berdiskusi, kedua pihak membuat kesepakatan tentang batasan topik yang bisa dibicarakan.
Semisal, jika pembicaraan politik terlalu memicu emosi, buatlah kesepakatan untuk membatasi pembicaraan pada hal-hal tertentu yang lebih aman.
“Gunakan ‘I statements’, supaya terdengar netral dan tidak menyerang. Contohnya ‘aku merasa..’, ‘menurut aku..’, daripada ‘kamu tuh selalu..’,” jelas dia.
Lebih lanjut, Psikolog klinis yang juga tergabung sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) itu menekankan dalam menghadapi perbedaan pandangan dengan teman penting untuk bisa saling mendengar dan belajar saling memahami.
Menurut dia, teman yang layak dipertahankan adalah mereka yang tetap respect dan mau mendengar meski berbeda pendapat, tanpa meremehkan atau merendahkan.
“Bisa menghargai batasan kita, termasuk saat kita butuh waktu sendiri, serta menunjukkan rasa peduli dan berusaha menjaga hubungan tetap sehat,” ujar Alyssia.*