Libur sekolah, saat yang tepat bagi anak untuk melakukan aktivitas bermakna tanpa gawai, ini peran orang tua

photo author
- Jumat, 27 Juni 2025 | 09:30 WIB
Ilustrasi - Anak bermain gawai.  (ANTARA/Sizuka)
Ilustrasi - Anak bermain gawai. (ANTARA/Sizuka)



HARIAN MERAPI - Kapan saat yang tepat bagi anak-anak untuk berhenti main gawai ?


Libur sekolah adalah waktu yang tepat untuk membangun aktivitas bermakna tanpa gawai. Harus dicoba !


Masa libur sekolah seharusnya menjadi momen penting bagi anak-anak untuk mengisi waktu dengan aktivitas yang bermakna, bukan sekadar terpaku pada layar gawai.

Baca Juga: Ramalan zodiak Gemini besok Sabtu 28 Juni 2025 soal cinta dan karir, luangkan waktu untuk merencanakan sesuatu yang baru dan sensual

Hal ini disampaikan oleh Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D. yang menekankan pentingnya keterlibatan aktif orangtua dalam mengatur kegiatan anak selama liburan.

"Di masa liburan, seyogyanya orang tua berdialog dengan anak-anak terkait apa saja yang akan mereka lakukan. Liburan adalah kesempatan untuk memperkuat kualitas hubungan dalam keluarga," kata Novi ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Ia menyarankan agar orang tua menawarkan aktivitas sederhana namun bermakna, seperti memasak makanan baru bersama, menonton film, berolahraga, memancing, mendaki gunung, atau sekadar bertamasya.

Menurut dia, kegiatan ini tidak hanya mempererat ikatan emosional, tetapi juga melatih keterampilan sosial anak secara langsung.

Baca Juga: Dualisme Kepengurusan HKTI Berakhir, Moeldoko dan Fadli Zon Tunjuk Sudaryono Jadi Ketua Umum

Selain itu, Novi menyarankan agar anak diberi kesempatan mengembangkan minat dan hobi misalnya melalui kelas memanah, musik, atau olahraga.

Ia menyebut, liburan juga dapat menjadi waktu yang tepat bagi anak-anak untuk tinggal bersama keluarga besar seperti kakek, nenek, atau sepupu mereka agar mereka belajar nilai-nilai sosial yang berbeda dan melatih fleksibilitas dalam berinteraksi.

"Anak-anak juga bisa diajak melakukan kegiatan sosial. Hal ini akan memperluas wawasan dan empati mereka terhadap lingkungan," tambahnya.

Terkait penggunaan gawai, Novi menekankan pentingnya kesepakatan bersama. Ia menyarankan batas maksimal penggunaan gawai hanya tiga jam per hari selama liburan agar anak tetap menikmati waktu bersama keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Baca Juga: Peringati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Ribuan Warga Ikuti Tradisi Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta

Ia memperingatkan bahwa penggunaan gawai secara berlebihan dapat menyebabkan kondisi yang disebut Brain Rot, yakni penurunan fungsi otak secara perlahan akibat paparan layar berlebihan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X