Bahaya pemakaian earphone dalam jangka panjang, menurut dokter bisa berakibat seperti ini

photo author
- Jumat, 13 Juni 2025 | 10:30 WIB
Arsip foto - Petugas memasangkan alat pendengaran (head speaker) untuk memeriksa kesehatan pendengaran siswa di SDIT Nurul Fikri, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (25/2/2025).  (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)
Arsip foto - Petugas memasangkan alat pendengaran (head speaker) untuk memeriksa kesehatan pendengaran siswa di SDIT Nurul Fikri, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (25/2/2025). (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)



HARIAN MERAPI - Penggunaan earphone sudah sangat lazim di mayarakat.


Namun mereka umumnya tidak mengetahui bahaya mengancam bila earphone digunakan dalam jangka waktu yang panjang.

Menurut dokter, pemakaian earphone atau perangkat jemala dalam jangka panjang bisa menyebabkan peradangan pada telinga.

Baca Juga: Prabowo Terima Telepon dari Donald Trump dengan Raut Wajah Sumringah, Bahas Apa?


Demikian diingatkan dokter spesialis telinga hidung, tenggorokan - kepala dan leher (THT-KL) Dr. dr. Fikri Mirza Putranto, Sp.THT(K).

Dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring dari Jakarta, Kamis, Fikri, dokter THT-KL Rumah Sakit Universitas Indonesia, menjelaskan peradangan terjadi karena sel rambut pada telinga membengkak.

Sel rambut dalam telinga yang terdiri dari saraf yang menghasilkan energi yang diterjemahkan ke otak sebagai suara. Jika sinyal listrik berlebihan karena suara keras maka ujung saraf yang menempel di sel rambut akan pecah dan terjadi kecacatan.

“Akibatnya, lama-lama sel rambut dalamnya akan mengalami suatu kecacatan dalam pengenalan bunyi, yang tadinya dia harus bisa mengenal bunyi dengan detail, dengan baik, itu kemampuan itu hilang,” kata Fikri.

Baca Juga: Tarif Kereta Ekonomi Generasi Terbaru dari Jakarta Dibanderol Mulai Rp100 Ribuan hingga 31 Juli 2025

Sel rambut telinga memiliki mekanisme mengenali bunyi suara, seperti percakapan, dan kebisingan, seperti suara di lingkungan sekitar. Sel rambut akan mengubah informasi suara atau bising ke otak dan akan dievaluasi sebagai suara yang ingin didengar atau dihindari.

Penggunaan earphone dalam waktu yang lama dengan volume kencang biasanya dilakukan untuk mendengarkan musik, otak mengevaluasi sumber suara sebagai sesuatu yang ingin di dengar. Saraf di telinga membuka jalur dan tidak menghindari suara tersebut.

“Orang yang biasa menggunakan perangkat mendengarkan suara personal itu resiko terjadinya gangguan pendengaran sampai 23 persen, jadi satu dari empat orang. Tapi, umumnya mereka tidak mengeluh suatu gangguan pendengaran,” kata Fikri.

Fikri menyarankan durasi yang diperbolehkan saat harus ditempat bising yakni delapan jam untuk kebisingan 85 desibel, empat jam untuk 95 desibel setara bunyi mesin blender, dua jam untuk 100 desibel setara bunyi mesin pabrik.

Baca Juga: Mantan Atlet Wushu Nasional Kritik Kesenjangan Apresiasi Antarcabang Olahraga, Begini Jawaban Menpora

Sementara untuk suara dengan 105 desibel disarankan hanya didengarkan selama satu jam untuk, 30 menit untuk 110 desibel setara suara mesin gerinda dan 15 menit untuk suara bising seperti konser musik yang menghasilkan 115-120 desibel.*

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X