“Sebab, pagi sebelum berangkat, habis makan biasa sudah BAB dan kencing. Siang setelah pulang, beberapa saat setelah sampai kandang dan kaki-kaki disemprot air, baru pipis lagi,” ungkap Santo.
Hal senada diungkap Sunarto yang mempunyai kuda andong dengan nama Rengganis dan Fitri. Jadi, kuda-kuda tersebut tak punya kebiasaan pipis sembarangan saat digunakan kerja/berada di jalanan.
Kalau seumpama buang kotoran di jalan, sudah ada piranti khusus untuk menampung kotoran, sehingga tak berjatuhan di jalan. Sedangkan untuk mendukung kesehatan kuda, misalnya rutin memberi pakan berkualitas.
Jika digunakan untuk ngandong, pemberian pakan tiga kali, pagi, siang dan sore. Campuran pakan biasa cacahan tanaman kacang tanah (rendeng), bekatul padi dan bekatul gandum (polar).
“Soal minum juga jangan sampai kekurangan agar tidak dehidrasi, jadi di kompleks kandang harus ada sumber air yang bersih, sewaktu-waktu digunakan untuk minuman maupun tambahan untuk mencampur pakan,” tandasnya.
Jika ada kudanya yang siap untuk dikawinkan, ia biasa membawa ke tempat temannya yang punya kuda jantan dan bagus kualitasnya. Saat ini, kudanya yang diberi nama Fitri sedang bunting.*