Tahukah Anda air minum yang baik untuk dikonsumsi, begini penjelasan dokter

photo author
- Jumat, 9 Mei 2025 | 11:30 WIB
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengamati gelas berisi air yang dihasilkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur I di Margahayu, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (20/12/2024). (Antara)
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengamati gelas berisi air yang dihasilkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur I di Margahayu, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (20/12/2024). (Antara)



HARIAN MERAPI - Dokter mengingatkan pentingnya masyarakat mengonsumsi air minum yang baik dan sehat.


Seperti apa air minum yang baik, dokter menjelaskan secara detail, antara lain air harus telah melewati proses distilasi.


Hal tersebut disampaikan dokter spesialis penyakit dalam dr. Luh Putu Swastiyani Purnami, Sp.PD dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.

Baca Juga: Jemaah calon haji Salatiga usia tertua 86 tahun dan termuda 20 tahun, masuk Kloter 38


Ia menyatakan bahwa air minum yang baik untuk dikonsumsi adalah air yang telah melewati proses distilasi.

"Air yang telah melalui proses distilasi dapat menghilangkan banyak kontaminan termasuk logam berbahaya dan bahan kimia," kata Luh.

Dokter yang melangsungkan praktik di Yogyakarta itu menyebut air minum yang terdistilasi memiliki kadar mineral anorganik, dan kontaminan yang sangat rendah bahkan mencapai 0 ppm.

Pemasakan dan pemurnian sangat penting untuk membersihkan air dari mineral, bakteri, partikel-partikel berbahaya dan virus. Air distilasi bebas dari unsur berbahaya timbal hitam (Pb), besi teroksidasi, merkuri, arsenik, dan aluminium yang merusak kesehatan.

Air murni yang dihasilkan dari distilasi 110 derajat celcius lebih aman untuk dikonsumsi karena membantu mengoptimalkan kinerja ginjal dalam tubuh.

Baca Juga: Pemenang Program Umrah untuk Sahabat Tahap I diumumkan, keberangkatan ke Tanah Suci dijadwalkan November 2025

“Proses distilasi menjadikan air tersebut lebih murni dan aman untuk dikonsumsi terutama bagi ginjal kita yang membutuhkan cairan bersih tanpa beban tambahan," ujar Luh.

Hal serupa juga sudah dibuktikan melalui jurnal tentang kesehatan ginjal berjudul Hydration and Kidney Health yang diterbitkan Nutrients pada 2020. Jurnal itu menekankan keseimbangan hidrasi dan efek jangka panjang terhadap ginjal.

Dehidrasi kronis bisa menyebabkan hiperfiltrasi ginjal dan mempercepat penurunan fungsi ginjal. Oleh karenanya, masyarakat dianjurkan mengonsumsi air murni tanpa tambahan gula atau zat aditif.

Jurnal tersebut juga menyampaikan bahwa konsumsi air murni lebih baik dibandingkan minuman manis atau berkafein yang bisa mengganggu kesehatan ginjal.

Baca Juga: SMP Bopkri 3 Yogyakarta laksanakan Asesmen Standardisasi Pendidikan Daerah (ASPD) sebagai alat ukur kemampuan akademik

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X