Dokter sebut terapi kanker kini minimal invasif dan bersifat personal, begini penjelasan ilmiahnya

photo author
- Rabu, 23 April 2025 | 12:00 WIB
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan mammografi pada seorang perempuan penderita kanker payudara dengan teknologi mammografi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) dari Fujifilm Indonesia di Jakarta, Kamis (6/3/2025)  (Antara/HO/Fujifilm Indonesia)
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan mammografi pada seorang perempuan penderita kanker payudara dengan teknologi mammografi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) dari Fujifilm Indonesia di Jakarta, Kamis (6/3/2025) (Antara/HO/Fujifilm Indonesia)



HARIAN MERAPI - Para ahli kesehatan masih memikirkan cara yang efektif untuk mengobati penyakit kanker.


Menurut ahli terapi kesehatan kanker kini minimal invasif dan bersifat personal.


Sebagaimana disampaikan Dokter Subspesialis Hematologi Onkologi Medik FKUI dr. Ralph Girson Gunarsa, Sp.PD-KHOM, terapi pengobatan penyakit kanker kini minimal invasif dan bersifat personal.

Baca Juga: Patung Biawak di Wonosobo Mendadak Viral, Rejo Arianto Akui Dapat Pesanan Perdana dari Pemerintah 

“Terapi kanker ini juga lebih personal dan minimal invasif. Misalnya metode subkutan (SC) yang memungkinkan pasien mendapatkan obat secara efisien dengan waktu yang lebih singkat dan tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dibandingkan infus intravena,” ujar dokter Ralph di Jakarta, Selasa.

Sementara itu, pada saat ini masih berkembang mitos mengenai kanker payudara, yakni berkaitan dengan biopsi yang dianggap memberikan efek samping hingga mempercepat penyebaran sel kanker.

Terkait anggapan itu, Dokter Spesialis Penyakit dalam sekaligus Konsultan Hematologi-Onkologi Medik dr. Andhika Rahman, Sp.PD-KHOM menegaskan bahwa hal itu tidak benar.

Berdasarkan paparannya, tumor terdiri dari dua sifat yakni ganas (kanker) dan jinak, dan biopsi dianggap tidak akan mengubah sifat tumor itu.

Baca Juga: Peternakan Babi di Plumutan Diprotes Warga, Satpol PP Bantul Minta Aktivitas Dihentikan

“Sangat kecil kemungkinan kanker menyebar akibat jarum biopsi (kurang dari 1 persen),” katanya.

Risiko tersebut dapat diturunkan dengan teknik biopsi yang dipandu dengan radiologi USG (ultrasonografi).

Adapun biopsi memiliki dua jenis yakni Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) yang memiliki akurasi rendah sehingga jarang digunakan. Kelemahan lainnya yakni FNAB menghasilkan diagnosis keganasan, tidak dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan imunohistokimia untuk mendapatkan data sifat biologi kanker.

Jenis lainnya yakni biopsi operasi terbuka atau eksisi atau insisi yang merupakan prosedur konvensional.

Baca Juga: Lahan Pertanian di Salatiga Banyak Beralih Fungsi, Per Tahun Berkurang 20-30 Hektare

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X