Anak terkena autisme, ternyata faktor genetik berperan penting, begini penjelasan dokter

photo author
- Kamis, 17 April 2025 | 12:30 WIB
Ilustrasi - Seorang anak penderita autisme melukis payung.  (ANTARA/Rafidudin Abdul Rahaman)
Ilustrasi - Seorang anak penderita autisme melukis payung. (ANTARA/Rafidudin Abdul Rahaman)



HARIAN MERAPI - Faktor genetik ikut berperan sebagai penyeban anak mengalami autisme.


Demikian disampaikan dokter spesialis anak dr. Amanda Soebadi, Sp.A, Subsp.Neuro.(K),M.Med dalam webinar yang dipantau dari Jakarta, baru-baru ini.


Ia menyebut faktor genetik memegang peran penting sebagai penyebab anak mengalami autisme.

Baca Juga: Peruntungan Shio Kambing berlaku besok Jumat 18 April 2025, segala sesuatunya akan berjalan lancar

“Faktor genetik ini memang ternyata memegang peranan penting pada risiko relative autism (autisme level tiga atau berat),” ujar dokter spesialis anak lulusan FK Universitas Indonesia itu .

Ia menjelaskan, saudara kandung sama ayah sama ibu dari seorang anak dengan kondisi gangguan spektrum autism (GSA) memiliki risiko 9 kali lebih besar dari anak dengan kondisi umum untuk mengalami autisme.

Sementara bila saudara kandung mengalami autisme klasik atau yang disebut dengan level tiga (berat), maka memiliki risiko yang lebih berat.

“Kalau dia hanya half sibling artinya sama ayah beda ibu atau sama ibu beda ayah tetap saja risiko dia meningkat 5 hingga 11 kali lipat,” katanya.

Kemudian bila seseorang memiliki sepupu dengan gangguan autisme maka seorang anak memiliki risiko mengalami autisme sebesar dua kali lipat dari populasi umum.

Baca Juga: Pembunuhan sopir taksi online tergolong sadis, pelaku layak dihukum mati

Meski genetik memegang peran penting dalam autisme pada anak, namun tidak ada penelitian yang mengukur risiko autisme pada anak dengan faktor lingkungan yakni berbagai pola asuh atau parenting style yang berbeda.

Dia mengatakan pada anak autisme, orang tua kerap menjadi sosok yang disalahkan berbagai pihak terutama soal pola asuh.

“Memberi nilai parenting satu ke itu sangat sulit dan parenting style pada anak dengan karakteristik berbeda itu tidak sama,” ujarnya pula

Anak dengan risiko tinggi autisme cenderung memiliki ibu dengan pola asuh yang mengatur atau memberi instruksi dibanding merespons inisiatif dari anak, misalnya menyuruh anak mandi usai pulang sekolah kemudian melakukan beberapa hal setelahnya.

Baca Juga: Lurah Trihanggo Ditahan Kejari Sleman Terkait Tanah Kas Desa, Ini Reaksi Bupati Sleman Harda Kiswaya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X