HARIAN MERAPI - Anak-anak rentan terhadap ekploitasi seksual, sehingga butuh perlindungan.
Bagaimana cara melindungi anak dari upaya eksploitasi seksual ?
Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Kasandra A. Putranto menyampaikan langkah-langkahnya.
Ada cara yang dapat dijalankan orang tua untuk melindungi anak dari upaya eksploitasi seksual, termasuk di antaranya child grooming.
Child sexual grooming terjadi ketika seseorang berusaha membangun hubungan, kepercayaan, dan koneksi emosional dengan anak atau remaja supaya bisa memanipulasi, mengeksploitasi, dan melecehkan mereka secara seksual.
Saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat, Kasandra menjelaskan bahwa child sexual grooming biasanya dilakukan oleh orang dewasa dan prosesnya melibatkan manipulasi, penipuan, dan penguasaan.
Dalam hal ini, ia melanjutkan, pelaku berusaha mendapatkan kepercayaan anak dan/atau orang tua mereka sebelum melakukan tindakan pelecehan seksual secara langsung maupun melalui platform daring.
Baca Juga: Kajian pembangunan TPST, DLH Sukoharjo programkan produk keripik sampah sebagai bahan bakar industri
Guna melindungi anak dari kejahatan semacam itu, Kasandra menyarankan para orang tua untuk berusaha membangun komunikasi terbuka dengan anak agar anak merasa aman dan nyaman menyampaikan pengalaman dan perasaan mereka kepada orang tua.
Menurut dia, orang tua bisa secara aktif melakukan pendampingan pada anak dengan membantu mereka belajar memahami situasi berisiko dan merespons dengan langkah tepat.
Selain itu, ia menyampaikan, orang tua perlu memberikan pemahaman kepada anak tentang perilaku-perilaku yang dapat membahayakan mereka dan mendorong anak menceritakan kepada orang tua apabila ada orang yang memberi mereka sesuatu.
"Ajarkan anak tentang batasan pribadi dan pentingnya mengatakan 'tidak' jika merasa tidak nyaman," katanya.
Kasandra menyarankan orang tua mulai memberikan edukasi seksual sesuai dengan usia ketika anak berumur 12 tahun untuk membantu mereka memahami batasan dan risikonya.
Ia juga mendorong orang tua melakukan diskusi terbuka dengan anak mengenai kejahatan seksual yang dapat terjadi dan cara untuk melindungi diri dari kejahatan tersebut.