HARIAN MERAPI - Ada yang khawatir bila serangan virus Human Metapneumovirus (HMPV) akan menjadi pandemi di Indonesia.
Namun kekhawatiran itu ditepis Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Tri Wibawa.
Ia menyatakan bahwa Human Metapneumovirus (HMPV) yang dilaporkan telah ditemukan di Indonesia tidak berpotensi menjadi pandemi.
Baca Juga: Rugikan Nasabah hingga Rp 150 Miliar, Ketua Kospin PAS Dituntut 10 Tahun
"Tidak berpotensi menyebabkan pandemi, serta memiliki risiko yang jauh lebih kecil untuk menjadi fatal dibandingkan SARS-CoV-2," kata Tri Wibawa dalam keterangannya di Yogyakarta, Kamis.
Berbeda dengan SARS-CoV-2 pemicu COVID-19 yang dapat menyerang segala usia, menurut Tri, HMPV lebih rentan menyerang anak-anak dan orang dengan respons kekebalan tubuh yang melemah.
Tri mengatakan HMPV sejatinya sudah beredar lama di seluruh dunia, dan bahkan diyakini bahwa setiap orang pernah terinfeksi di masa kecilnya.
Namun, virus tersebut baru diidentifikasi secara gamblang pada 2001. "Sudah dikonfirmasi oleh otoritas Cina bahwa HMPV yang menyebar di Cina saat ini adalah strain lama," kata dia.
Baca Juga: Final Piala Super Spanyol Pertemukan Real Madrid vs Barcelona
Dia mengatakan dalam beberapa hal ada kemiripan dengan virus SARS-CoV-2, salah satunya adalah infeksi pada saluran pernapasan yang dapat menimbulkan gejala seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, nyeri tenggorokan, dan mengi.
Bahkan, kadang pada orang yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh dapat menimbulkan infeksi pada saluran napas bawah yang parah.
Selain itu, virus ini pun memiliki penularan yang sama melalui droplet dan cairan tubuh yang mengontaminasi dan saat kontak langsung dengan penderita.
"Dapat menyerang manusia secara berulang," ujarnya.
Kendati ada kemiripan, imbuhnya, secara teoritis virus ini tidak menyebabkan penyakit fatal, bahkan pada kebanyakan orang sama seperti influenza, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya.