Resistensi antimikroba bisa menjadi silent pandemic, BPOM ingatkan masyarakat untuk waspada

photo author
- Minggu, 5 Januari 2025 | 06:00 WIB
Prof dr Taruna Ikrar, PhD, M.Biomed usai menyampaikan orasi ilmiah di Ballroom Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, Sumatera Utara, Sabtu (4/1/2025).  (ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi)
Prof dr Taruna Ikrar, PhD, M.Biomed usai menyampaikan orasi ilmiah di Ballroom Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, Sumatera Utara, Sabtu (4/1/2025). (ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi)



HARIAN MERAPI - Masyarakat diminta waspada terhadap silent pandemic akibat resistensi antimikroba.


Peringatan tersebut disampaikan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar di Medan saat menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, Sumatera Utara, Sabtu.


Menurut Taruna Ikrar silent pandemic yang diakibatkan oleh resistensi mikroba menjadi ancaman serius dunia.

Baca Juga: Ramalan cinta zodiak Libra dan Scorpio Minggu 5 Januari 2025, mungkin akan bertemu seseorang yang cukup memukau

"Resistensi antimikroba kini menjadi fenomena biologis kompleks yang mengancam kemampuan manusia dalam mengendalikan mikroorganisme berbahaya," katanya .

Orasi ilmiah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI ini dirangkaikan dengan penganugerahan gelar ilmuan berpengaruh di Indonesia dari Universitas Prima Medan yang diserahkan langsung Rektor Prof Dr Crismis Novalinda Ginting.

Taruna Ikrar mengatakan resistensi antimikroba sendiri terjadi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit mengembangkan kemampuan untuk bertahan hidup dan berkembang bahkan di bawah paparan obat antimikroba yang sebelumnya efektif membunuh mereka.

Baca Juga: Cerita misteri peri penunggu pohon gayam 3, gairah Ririn memuncak setelah diberi minuman

Fenomena resistensi antimikroba tidak dapat dipandang sebagai kejadian yang terisolasi, melainkan sebagai proses evolusioner kompleks yang melibatkan seleksi alam dan adaptasi genetik.

"Setiap kali mikroorganisme terpapar agen antimikroba, terjadi seleksi ketat di mana organisme yang memiliki keunggulan genetik untuk bertahan akan melangsungkan kehidupan dan reproduksi,” kata alumni Fakultas Kedokteran Unhas itu.

Taruna mencontohkan, bakteri dapat mengalami mutasi genetik dalam hitungan menit, memungkinkan mereka secara cepat mengembangkan mekanisme pertahanan melawan zat antimikroba yang semula efektif membunuh mereka.

Spektrum mikroorganisme, kata dia yang berpotensi menjadi resisten sangatlah luas. Selain bakteri juga ada virus, jamur, dan parasit.

Baca Juga: Cerita misteri peri penunggu pohon gayam 2, gadis cantik itu bilang 'kalau mau jadi pacarku rezeki melimpah'

"Setiap kelompok memiliki karakteristik unik dalam menghadapi tantangan antimikroba. Bakteri merupakan contoh paling nyata, dengan kemampuan horizontal gene transfer yang memungkinkan mereka berbagi informasi genetik resistensi antarspesies," katanya.

Menurut Taruna Ikrar, penggunaan antibiotik yang tidak rasional, baik dalam bidang kesehatan manusia maupun peternakan, menjadi pendorong utama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X