HARIAN MERAPI- Dokter mengingatkan masyarakat tidak sembarangan mengonsumsi antibiotik.
Penggunaan antibiotik yang sembarangan dapat mengakibatkan resistensi yang berdampak pada kesehatan individu bahkan, berpengaruh terhadap produktivitas masyarakat.
Resistensi antibiotik kini menjadi salah satu tantangan serius dalam dunia kesehatan, yang disebut sebagai pandemi senyap.
Baca Juga: Gebuk Aston Villa 3-0, Chelsea Kokoh di Tiga Besar Liga Premier Inggris
Hal itu diungkapkan Ketua Departemen Hubungan Lembaga Pemerintah PB IDI Brigjen TNI Purn. DR. Dr. Soroy Lardo, SpPD KPTI FINASIM, baru-baru ini.
Ia menjelaskan jika resistensi tersebut tidak segera diatasi, angka kesakitan dan kematian akibat infeksi akan meningkat, serta mengganggu keseimbangan ekonomi dan sosial.
“Jadi kalau perjalanan infeksi yang mengalami resistensi antibiotik itu tidak dapat diatasi, tentu produktivitas kerja secara komunitas ini juga akan terganggu. Jadi mengenai antibiotik itu memang global action plan-nya itu adalah bagaimana kita melihat masalah isu masa kini dan masa depan," kata Dokter lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran tersebut saat diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Untuk itu, menurutnya diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor dan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), guna menciptakan solusi berbasis data yang tepat sasaran.
Baca Juga: Islam tentang wabah penyakit semisal AIDS, ujian keimanan
Menghadapi ancaman resistensi antibiotik memerlukan strategi yang terintegrasi, salah satunya melalui pendekatan ‘One Health’, yang melibatkan sinergi antara manajemen institusi, lapangan, lingkungan, dan keinginan masyarakat.
Menurut Dokter Soroy, pencegahan menjadi langkah utama, yang meliputi edukasi publik, simulasi lapangan untuk mendeteksi risiko awal, hingga pengembangan program di tingkat desa.
Ia juga menekankan pentingnya membangun ekosistem kesehatan yang mendukung pengendalian resistensi antibiotik.
Tak sampai di situ, organisasi profesi kesehatan memiliki peran strategis sebagai jembatan sinergi antara kebijakan pemerintah dan implementasi di lapangan.
Selain itu, sumber daya manusia yang kompeten, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, menjadi faktor pendukung keberhasilan program itu.
Baca Juga: Layani Masyarakat di Wilayah 3T, DoctorSHARE Miliki Tambahan Rumah Sakit Apung Dinamai 'Putra Tomia'