Waspadai kista menyerang perempuan usia 20-30 tahun, ikuti saran dokter berikut ini

photo author
- Kamis, 5 Desember 2024 | 12:30 WIB
Dokter spesialis urologi RS I.G.N.G Ngoerah Bali Prof. dr. Ponco Birowo Sp.I (K-Andro) Phd saat mengoperasikan telerobotik untuk operasi kista ginjal kepada pasien di RSCM Jakarta secara realtime, Jumat (30/8/2024)  (ANTARA/H.O RS I.G.N.G Ngoerah Bali)
Dokter spesialis urologi RS I.G.N.G Ngoerah Bali Prof. dr. Ponco Birowo Sp.I (K-Andro) Phd saat mengoperasikan telerobotik untuk operasi kista ginjal kepada pasien di RSCM Jakarta secara realtime, Jumat (30/8/2024) (ANTARA/H.O RS I.G.N.G Ngoerah Bali)

Mengenai anggapan bahwa kemalasan mengganti celana dalam dapat memicu munculnya kista, dia mengatakan bahwa itu hanya mitos.

 

Gejala munculnya kista bisa berupa benjolan yang tumbuh pada bagian tubuh seperti wajah, leher, dada, punggung, kulit kepala, telapak tangan, dan telapak kaki.

Namun, kista yang tumbuh di bagian dalam tubuh seperti ovarium tidak bisa dilihat langsung tanda-tandanya.

Baca Juga: Mbappe Lagi-lagi Gagal Penalti, Real Madrid Tumbang di Markas Athletic Bilbao

Dokter Ivander menyampaikan bahwa perut buncit bukan penanda kehadiran kista ovarium.

"Perut buncit bukan pertanda kista ovarium. Mioma uteri atau miom, juga bisa memberikan tanda perut buncit kalau ukurannya sudah membesar. Perut buncit juga bisa karena obesitas dan kehamilan," kata dia.

Menurut dia, penanganan kista berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Sebagai contoh, kista fungsional bisa observasi saja karena dapat hilang pada siklus haid berikutnya tanpa pengobatan.

Dokter Ivander mengatakan bahwa kista hemoragik juga bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu dua sampai tiga bulan.

Namun, kata dia, ketika menangani kista endometriosis (kista coklat) yang sering menyebabkan nyeri semasa haid dokter bisa mempertimbangkan pelaksanaan tindakan operasi apabila keluhannya sangat berat.

Baca Juga: Mengenal 'Deep learning', PGRI: Pembelajaran yang menyenangkan

"Kesimpulannya, penanganan kista ovarium akan sangat tergantung jenis kistanya dan keluhan dari pasien. Penanganannya mulai dari cukup observasi saja sampai operasi," katanya.

Ia mengingatkan perempuan yang aktif secara seksual untuk rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan dan menjalani pemeriksaan USG setahun sekali guna mendeteksi dini munculnya masalah kesehatan reproduksi.*

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X