Baca Juga: Kinerja Prabowo Diapresiasi Warganet hingga Banjir Doa: Banyak yang Sayang sama Bapak
"Meskipun sudah sembuh, tetap perlu dievaluasi untuk melihat kemungkinan kambuh," katanya.
"Tahunya kambuh, ya diobati, (disertai) dengan pemeriksaan kemihnya," ia menambahkan.
Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan, sindrom nefrotik adalah gangguan pada ginjal yang terjadi akibat kerusakan glomerulus, yang membuat protein bocor dan masuk ke cairan urine.
Kebocoran protein akan menyebabkan kadar protein dalam darah (albumin) menjadi rendah. Akibatnya cairan akan keluar dari pembuluh darah ke jaringan di sekitarnya dan menimbulkan pembengkakan.
Gangguan ginjal ini antara lain ditandai dengan proteinuria atau adanya protein dalam urine; urine yang berbusa karena adanya protein; serta edema atau pembengkakan di sekitar mata, kemaluan, perut, kaki, dan tangan.
Gejala lainnya meliputi diare, mual, letih, lesu, kehilangan nafsu makan, dan bertambahnya berat badan akibat penumpukan cairan tubuh.
Selain membatasi konsumsi makanan tinggi natrium untuk membantu menjaga tekanan darah dan mencegah edema, pasien dengan sindrom nefrotik juga dianjurkan menjalani diet rendah lemak, khususnya lemak jenuh.*