Prof Julius menjelaskan, proses diagnosis tumor hipofisis melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon, yang dapat menunjukkan adanya ketidakseimbangan hormonal.
Selanjutnya, pencitraan otak seperti MRI atau CT scan untuk menilai keberadaan dan ukuran tumor. Evaluasi penglihatan juga penting untuk menentukan dampak tumor terhadap saraf optik.
Membedakan tumor hipofisis dari tumor lain di otak dilakukan melalui pencitraan dan analisis histopatologis. Dokter akan memperhatikan lokasi, ukuran, dan karakteristik tumor dalam gambar MRI atau CT scan, yang biasanya memiliki ciri khas tertentu.
Baca Juga: Inilah daftar tujuh BUMN yang masih rugi
Tatalaksana tumor hipofisis dapat dilakukan melalui pendekatan pembedahan dan non-pembedahan. Pembedahan sering kali diperlukan untuk mengangkat tumor, terutama jika tumor menyebabkan gejala yang signifikan atau berpotensi menjadi ganas.
Adapun non-pembedahan, seperti terapi hormon dan radiasi, juga dapat dipertimbangkan, tergantung pada kondisi spesifik pasien dan sifat tumor.
Inovasi EETS
Salah satu inovasi dalam penanganan tumor hipofisis adalah EETS (Endoscopic Endonasal Transphenoidal Surgery), yakni pembedahan minimal invasif yang dilakukan melalui hidung dan sinus.
Metode itu memungkinkan akses yang lebih mudah ke tumor dengan risiko lebih rendah serta waktu pemulihan lebih cepat. Prosedur itu mengurangi trauma pada jaringan sekitarnya dan sering kali memberikan hasil yang lebih baik.
Dalam prosedur EETS, dokter spesialis THT memegang peran krusial. Mereka bertanggung jawab untuk mempersiapkan jalur akses melalui hidung dan sinus serta membantu dalam visualisasi area tumor.
EETS memiliki beberapa keuntungan dibandingkan pembedahan konvensional. Misalnya lebih rendah risiko karena metode minimal invasif meminimalkan kerusakan pada jaringan di sekitar tumor, sekaligus mengurangi komplikasi pascaoperasi.
Selain itu, pemulihan pasien akan lebih cepat dengan nyeri pascaoperasi lebih sedikit dibandingkan prosedur konvensional.
Meskipun EETS relatif aman, risiko dan komplikasi tetap ada. Infeksi adalah salah satu risiko yang dapat terjadi pasca operasi, serta perdarahan yang mungkin muncul selama dan setelah prosedur.