Inilah daftar tujuh BUMN yang masih rugi

photo author
- Senin, 4 November 2024 | 19:55 WIB
Arsip - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat konferensi media di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11/2024).  (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
Arsip - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat konferensi media di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11/2024). (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

HARIAN MERAPI - Sebanyak tujuh dari 47 perusahaan pelat merah masih memiliki laporan keuangan yang negatif atau belum mendapat untung alias rugi.

"Beberapa perusahaan BUMN yang cashflow-nya negatif, dari 47 BUMN, sekarang 40 sehat. Ada tujuh yang memang kita harus kerja keras untuk beberapa tahun ke depan," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Jakarta, Senin (4/11/2024).

Adapun ketujuh BUMN tersebut adalah PT Krakatau Steel (Persero), PT Bio Farma (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero), PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Perumnas dan Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI).

Baca Juga: RUPS Kementerian BUMN Putuskan Pergantian Direksi dan Komisaris Pertamina, Simon Aloysius Mantiri Jadi Dirut Gantikan Nicke Widyawati

Erick mengatakan Krakatau Steel sebenarnya sudah melakukan restrukturisasi pada 2019. Namun demikian, Perseroan tersebut sempat mengalami kebakaran, sehingga mempengaruhi operasional secara menyeluruh.

Terkait Bio Farma, Erick menyebut, kendala yang dihadapi adalah lantaran korporasi itu mendapat penugasan untuk pengadaan vaksin COVID-19, serta adanya masalah fraud yang dihadapi oleh anak usahanya, PT Indo Farma Tbk.

"Lalu juga ada beberapa penyelesaian Indo Farma, sama kita juga akan cari partner, ada suplay bahan baku lalu diproses di Indo Farma. Indo Farma termasuk kita perbaiki, terlepas isu-isunya, termasuk kita selesaikan kepegawaiannya, tetapi kita mesti scale up sedikit supaya jadi supply chain itu," kata Erick seperti dilansir Antara.

Selanjutnya, Wijaya Karya (Wika) telah melakukan restrukturisasi, termasuk pada Wika Realty. Sedangkan Waskita Karya telah terjadi penandatanganan restrukturisasi senilai Rp26 triliun dengan 21 kreditur.

Baca Juga: LBH GP Ansor DIY desak polisi usut tuntas seluruh pelaku penusukan santri Krapyak, ini hasil investigasinya

"Wika dan Waskita ini sedang menunggu surat persetujuan dari Menteri PU, bagaimana bisa konsolidasi dari 7 karya jadi 3, sehingga bisa lebih sehat lagi kondisi karya-karya ini," ucapnya.

Pada Jiwasraya, Erick menyebut bahwa progresnya semakin baik dan menunggu likuidasi.

Terkait Perumnas, Kementerian BUMN akan mengubah model bisnisnya, dari berfokus pada rumah tapak atau landed house menjadi hunian tingkat seperti rumah susun maupun apartemen.

Baca Juga: Pelaku Pembacokan di Pasar Kolombo Ditangkap Satreskrim Polresta Sleman

"Terakhir, PNRI ini percetakan, sekarang dengan terbukanya market ini mulai kalah bersaing, ini salah satu yg akan kita restrukturisasi seperti apa mengenai PNRI," ujar Erick.

Ke depan, Kementerian BUMN masih akan melanjutkan rencana memperkecil jumlah perusahaan dari 47 menjadi 30 dan hanya terdapat 11 klaster.(*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X