Ini perlunya pemahaman kepada orang tua tentang pemberian MPASI yang baik dan benar kepada anak

photo author
- Minggu, 27 Oktober 2024 | 09:30 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat dijumpai di Jakarta Pusat, Jumat (25/10/2024).  (ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.)
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat dijumpai di Jakarta Pusat, Jumat (25/10/2024). (ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.)



HARIAN MERAPI - Tidak semua orang tua paham mengenai pemberian MPASI yang baik dan benar kepada anak.


Karena itu perlu ada sosialisasi dan pemahaman kepada orang tua terkait pemberian MPASI yang baik dan benar.


Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati kepada pers di Jakarta Pusat baru-baru ini.

Baca Juga: Ramalan cinta dan karir zodiak Gemini dan Cancer Minggu 27 Oktober 2024, jadwalkan beberapa kegiatan santai sendiri


Ia mengatakan untuk menekan angka stunting di Jakarta perlu adanya pengetahuan atau pemahaman orang tua terkait pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang baik dan benar.

“Stunting itu memang penyebabnya sangat banyak, tidak hanya kekurangan gizi. Dan salah satu ternyata yang juga menjadi penyebab adalah pengetahuan dari orang tuanya, pola makan yang kurang baik,” kata Ani .

Ani juga mengimbau agar para orang tua tak sembarangan dalam memberikan MPASI demi menghindari buah hati dari stunting. Terlebih untuk tidak memberikan MPASI instan atau membeli MPASI siap makan yang tak memiliki izin.

Selain itu, orang tua juga perlu cermat dalam mengikuti konten-konten di media sosial terkait pembuatan dan pemberian MPASI.

 Baca Juga: KPU Sukoharjo ingatkan layanan pindah TPS Pilkada 2024 ditutup tanggal 28 Oktober 2024

Ani menjelaskan, untuk memberikan edukasi kepada para orang tua terkait pemberian MPASI, setiap Posyandu memiliki kegiatan bernama “Kelompok Pendidik Gizi”.

Dalam kegiatan itu, orang tua bisa mendapatkan informasi terkait cara memilih makanan yang bernutrisi, cara mengolahnya dan termasuk cara menyuapinya agar anak-anak mendapatkan nutrisi yang baik.

"Jadi itu tujuannya adalah kita ingin pada akhirnya ada perubahan berlaku sehingga perubahannya akan berjalan secara kuat, sustain, tidak naik turun bagi badannya," kata Ani.

Menurut data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta sepanjang Januari hingga Agustus 2024 terdapat 36.664 balita di Jakarta menghadapi masalah gizi.

 Baca Juga: Demi percepatan peningkatan ekonomi, Pemkab Sukoharjo jaga iklim investasi dengan menarik investor

Dari data tersebut, 26,74 persen atau 10.340 anak mengalami stunting atau tengkes, 4,24 persen atau 1.638 anak mengalami gizi buruk, 26,32 persen atau 10.178 anak mengalami gizi kurang dan 42,70 persen atau 16.508 anak mengalami berat badan kurang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X