Apa itu aneurisma otak, bahaya dan risikonya, simak penjelasan dokter saraf

photo author
- Jumat, 6 September 2024 | 11:00 WIB
Ilustrasi - Tim dokter RS Paru didampingi dokter RSUD dr Soetomo melakukan operasi bedah saraf clipping aneurisma otak perdana di ruangan operasi RS Paru di Kabupaten Jember, Sabtu (27/5) ( ANTARA/HO-Humas RS Paru Jember)
Ilustrasi - Tim dokter RS Paru didampingi dokter RSUD dr Soetomo melakukan operasi bedah saraf clipping aneurisma otak perdana di ruangan operasi RS Paru di Kabupaten Jember, Sabtu (27/5) ( ANTARA/HO-Humas RS Paru Jember)



HARIAN MERAPI - Apa itu aneurisma otak dan apa bahaya dan risikonya ?


Dokter ahli saraf akan menjelaskan secara rinci berikut ini.


Menurut dokter saraf dr. Beny Rilianto Sp.N, Subsp.NIOO(K), FINA, M.Epid. aneurisma otak merupakan penyakit yang terjadi karena adanya pelebaran atau penonjolan pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah dan berisiko mengalami ruptur atau pecah.

Baca Juga: Polres dan Kodim 0726 Sukoharjo gelar patroli gabungan jelang Pilkada 2024

"Jadi aneurisma ini analoginya adalah balon yang semakin lama semakin membesar, sehingga akan mencapai pada batas tertentu dan sangat mungkin seiring waktu menjadi ruptur atau pecah," kata dokter Beny yang bertugas di di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mahardjono, Jakarta saat gelar wicara secara daring, Kamis.

Beny menambahkan aneurisma otak berbahaya, karena dapat menyebabkan perdarahan subarachnoid, suatu bentuk stroke yang ditandai dengan sakit kepala hebat dan penurunan kesadaran.

Faktor risiko aneurisma meliputi genetika, hipertensi, konsumsi alkohol, merokok, dan kondisi sindrom tertentu seperti sindrom Ehlers-Danlos, dan wanita lebih berisiko mengalami aneurisma dibandingkan pria dengan rasio sekitar dua banding satu.

Aneurisma otak menjadi kondisi serius dan perlu diwaspadai, karena dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, terutama jika pecah. Secara umum, aneurisma otak terbagi dalam dua kelompok utama, yakni aneurisma yang pecah (ruptur) dan yang tidak pecah (non-ruptur).

Baca Juga: Seratusan pendaftar CASN 2024 tidak memenuhi syarat, ini sebabnya

Aneurisma yang pecah dapat menyebabkan perdarahan subarachnoid yang sering ditandai dengan sakit kepala hebat yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gejala lainnya meliputi gangguan kesadaran dan penurunan fungsi otak yang signifikan, menjadikannya keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan segera.

Sekitar 85 persen kasus perdarahan subarachnoid disebabkan oleh aneurisma pecah, sementara sisanya disebabkan oleh faktor lain.

Sementara itu, aneurisma yang tidak pecah umumnya tidak menimbulkan gejala, sehingga beberapa orang memiliki aneurisma di otaknya tanpa pernah menyadarinya.

"Nah untuk aneurisma yang tidak pecah ini, beberapa kasus memang tidak ada gejala, kalau aneurisma belum pecah. Namun, ada beberapa kondisi jika aneurismanya ini terletak pada area-area tertentu di otak, dia bisa mengakibatkan adanya muncul gejala, karena akibat efek desakan dari aneurisma," ungkap Beny.

Baca Juga: Jaga diri Anda terlebih dahulu, simak peruntungan Shio Anjing dan Shio Babi Jumat 6 September 2024

"Walaupun belum tentu dia pecah, beberapa kasus itu yang paling sering adalah gangguan pada gerakan bola mata," imbuhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X