HARIAN MERAPI- Penelitian menyebutkan mengonsumsi air permukaan dapat memicu penyakit lambung hingga kanker. Benarkah ?
Air permukaan berada di atas sehingga rentan terkontaminasi. Akibatnya memicu berbagai penyakit, seperti lambung, kanker dan sebagainya.
Demikian diingatkan Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi, SpGK(K) di Klaten, Jawa Tengah, Selasa.
Baca Juga: Kenapa generasi milenial sangat meminati mobil bekas? Ternyata ini jawabannya...
Ia mengatakan mengonsumsi air permukaan rentan memicu berbagai penyakit, mulai dari lambung hingga kanker.
"Air yang permukaan itu mudah untuk terkontaminasi. Jadi dulu yang paling kita kenal adalah diare. Tapi semakin ke sini penelitian menunjukkan bahwa pengaruhnya banyak sekali, mulai dari stunting, lalu juga risiko terhadap penyakit termasuk kanker," ujar Diana .
Diana menjelaskan, air permukaan mudah terkontaminasi, sehingga apabila dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit serius. Air permukaan, kata dia, rentan terkontaminasi logam berat seperti timbal dan kadmium. Logam berat tersebut dapat meningkatkan risiko kanker.
Baca Juga: Inilah beragam tawaran yang diberikan Hyundai STARGAZER pada GIIAS 2024
Diana menyebut sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa kuman Helicobacter pylori, yang sering ditemukan pada penderita penyakit lambung kronis atau akut, lebih banyak dijumpai pada orang-orang yang mengonsumsi air tanah atau air sungai.
Air yang tidak sehat juga dapat menyebabkan stunting atau pertumbuhan anak yang terhambat.
Diana mengatakan studi yang dilakukan pihaknya menunjukkan bahwa konsumsi air berkualitas, seperti air kemasan galon, lebih baik dalam menjaga keseimbangan bakteri baik dan jahat di saluran cerna anak-anak dibandingkan dengan air dari sumur.
Anak-anak yang sering mengonsumsi air berkualitas cenderung memiliki kesehatan saluran cerna yang lebih baik, sehingga penyerapan makanannya lebih optimal.
Baca Juga: Kasus eksploitasi seksual anak di bawah umur secara daring, transaksi capai Rp9 miliar
"Kalau saluran cernanya tidak sehat, penyerapan makanannya kurang baik. Jadi dikasih makanan sebanyak apapun anak tersebut tidak tambah tinggi, itu yang terjadi," kata dia.