HARIAN MERAPI - Dokter menyebut dengan mengonsumsi karbohidrat kompleks akan membantu menjaga lemah darah menjadi stabil.
Karbohidrat kompleks antara lain berupa biji-bijian utuh, sayuran dan buah-buahan segar.
Demikian disampaikan dokter yang juga praktisi kesehatan dr. Debora Aloina Ita Tarigan dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Baca Juga: Cucu SYL Bantah Beli Skincare hingga Rp50 Juta Pakai Uang Kementan
Ia mengatakan konsumsi karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh, sayuran, dan buah-buahan segar dapat menjaga tingkat gula darah serta lemak dalam darah atau trigliserida tetap stabil.
"Tambahkan makanan yang kaya akan omega-3 dan serat untuk membantu menurunkan tingkat trigliserida. Makanan yang baik dikonsumsi antara lain ikan berlemak, biji chia, dan kacang-kacangan, sereal, sayur dan buah," kata dia .
Debora meminta masyarakat membatasi makanan yang mengandung lemak jenuh dan trans serta menggantinya dengan lemak berimbang, seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.
Baca Juga: Bugar di masa tua adalah idaman para lansia, simak tips berikut ini
Selain itu, imbuh dia, masyarakat perlu menjauhi kebiasaan merokok dan membatasi konsumsi alkohol karena alkohol dapat memberikan tambahan kalori yang bisa berdampak pada naiknya trigliserida.
Masyarakat juga disarankan mengurangi konsumsi minuman berwarna dan lebih baik hidrasi tubuh dengan air putih untuk mendukung kesehatan jantung dan membantu tubuh mengeluarkan racun.
Trigliserida adalah jenis lemak umum yang ada dalam darah, berfungsi menyimpan kalori dan menyediakan energi untuk tubuh. Trigliserida yang tinggi dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan yakni berisiko pada penyakit-penyakit kritis, seperti penyakit jantung dan stroke.
Kadar atau angka trigliserida disebut normal apabila kurang dari 150 mg/dL, lalu dianggap batas tinggi bila berada pada rentang 150-199 mg/dL dan tinggi apabila berada pada rentang 200-499 mg/dL.
Namun, menurut Debora, ada kalanya seseorang bahkan tak merasakan gejala saat angka trigeliseridanya mencapai 1.000 hingga 2.000 mg/dL.
Dia mengatakan, makanan menjadi sumber utama pembentuk lemak ini dan apabila seseorang makan lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh maka menyebabkan kadar trigliseridanya naik.