Melawan mitos epilepsi, dokter sebut pengidap dapat hidup dan beraktivitas normal

photo author
- Jumat, 29 Maret 2024 | 12:30 WIB
Ilustrasi epilepsi.  (pixabay.com)
Ilustrasi epilepsi. (pixabay.com)

HARIAN MERAPI - Orang yang mengidap epilesi dapat hidup dan beraktiitas normal seperti orang kebanyakan.


Namun, syaratnya harus rutin meminum obat, menghindari pencetus dan dibiasakan menerapkan pola hidup sehat.


Hal tersebut disampaikan dokter dari Rumah Sakit Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono, dr. Yuyun Miftaqul Rahmah dalam acara penyuluhan kesehatan dalam rangka Hari Epilepsi Sedunia yang disiarkan di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Atasi kekerasan pada wartawan, Dewan Pers andalkan Satgas, ini kasusnya

Ia merespons sejumlah mitos terkait penyakit epilepsi, dan mengatakan para pengidap penyakit ini dapat beraktivitas seperti normal jika disiplin dalam pengobatan.

"Obatnya minum rutin, pencetus dihindari, kejang tidak terjadi, pasien bisa beraktivitas seperti biasa. Tapi memang gaya hidupnya harus lebih sehat, harus lebih tertata dibanding orang-orang biasa," ujar Yuyun .

Dia menjelaskan bahwa epilepsi dapat disebabkan oleh penyakit vaskuler, stroke, kongenital atau bawaan saat lahir, trauma, tumor, penyakit neurodegeneratif, serta infeksi. Namun, ujarnya, yang terbesar adalah idiopatik, yaitu tidak diketahui apa penyebabnya.

Baca Juga: Ternyata menjadi advokat anggota Peradi Wonosari termurah se-Indonesia, ini buktinya

Yuyun menyebut, terdapat dua definisi epilepsi, yang pertama adalah ketika seseorang kejang, kemudian 24 jam berikutnya kejang lagi.

"Atau yang kedua kejangnya satu kali tapi punya kemungkinan untuk mengalami kejang berulang dalam waktu 10 tahun," dia menambahkan.

Dia menyebutkan, jenis epilepsi yang kedua ditemukan pada pasien-pasien yang sudah pernah ada lesi di otak sebelumnya apakah dia stroke, trauma, infeksi, atau tumor.

 Baca Juga: Indosat Optimasi Jaringan di Lokasi Prioritas DIY dan Jateng Sambut Libur Lebaran 2024

Menurut dia, masih beredar mitos di masyarakat bahwa epilepsi adalah semacam penyakit kutukan atau kerasukan. Hal tersebut adalah tidak benar, namun terjadi karena adanya aktivitas listrik yang abnormal di otak.

Selain itu, ada juga yang beranggapan bahwa epilepsi dapat ditularkan melalui air liur penderitanya. Dia menjelaskan, air liur yang keluar adalah reaksi kelenjar air liur saat terjadi kejang dan tidak apa-apa jika terkena.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Jenitri Bantu Lawan Epilepsi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X