Kebanyakan makan jengkol bisa berbahaya bagi kesehatan ginjal, ini penjelasan pakar

photo author
- Kamis, 28 Maret 2024 | 10:00 WIB
Ilustrasi - ginjal.  (ANTARA/HO-Sutterstock)
Ilustrasi - ginjal. (ANTARA/HO-Sutterstock)

HARIAN MERAPI - Masih ingat soal etilen glikol ? Zat yang bisa berbahaya bagi tubuh.


Tak hanya etilen glikol saja, mengonsumsi jengkol secara berlebihan juga bahaya bagi tubuh.


Hal tersebut dijelaskan pakar ilmu penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Suhardjono, Sp.PD-KGH, KGer, FINASIM saat diskusi daring dengan tema "deteksi dini penyakit ginjal dan bagaimana cara menjaga ginjal tetap sehat" di Jakarta, Rabu.

Baca Juga: Janji Prabowo Pajang Lukisan dari SBY di Istana Presiden yang Baru

Ia menyebut ginjal pada tubuh bisa terganggu oleh hambatan kimiawi seperti etilen glikol hingga kebanyakan makan jengkol.

"Jaringan ginjal yang rusak bisa disebabkan oleh infeksi, bisa disebabkan oleh obat-obat, dan zat kimia. Atau juga oleh kristal misalnya seperti orang kalau kejengkolan, kebanyakan makan jengkol," kata Suhardjono.

Suhardjono menjelaskan etilen glikol biasa digunakan di beberapa negara untuk mencegah pembekuan mesin kendaraan saat musim dingin.

 Baca Juga: Pusat Rehabilitasi YAKKUM Dorong Sekolah Inklusif Melalui KB Inklusif Gantari

Karena "kenakalan" sejumlah produsen obat-obatan yang menyamakan EG dengan gliserol untuk pembuatan sirup obat batuk anak, reaksinya menimbulkan gangguan ginjal akut (acute kidney injury) di Indonesia.

Menurut Suhardjono, gangguan ginjal akut adalah kerusakan ginjal yang masif rusaknya. Sehingga ada pasien yang sampai cuci darah (hemodialisis), ada yang mesti cangkok ginjal (mengganti ginjal yang rusak dengan ginjal yang masih berfungsi baik).

Tapi kalau kerusakan masih ringan, ada harapan untuk "menidurkan" gangguan ginjal tersebut lewat terapi dan pengobatan.

Baca Juga: 70 Juta Kendaraan Berpotensi Mudik Lebaran 2024, Ini yang Dilakukan Korlantas

Dia mengatakan sebagian besar penyakit ginjal dapat dicegah dan diobati apabila ditemukan lebih awal.

"Tapi kalau sudah berat, dia irreversible ya. Seperti penyakit ginjal yang lainnya," kata Suhardjono pula.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X