Korban kekerasan seksual butuh orang yang tepat untuk menerima ceritanya, jangan asal-asalan

photo author
- Minggu, 26 November 2023 | 09:00 WIB
 Arsip foto - Sejumlah aktivis perempuan Korps HMI-Wati menggelar aksi stop kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan di Lhokseumawe, Aceh, Kamis (9/12/2021). Dalam aksi tersebut mereka memprotes kejahatan pelecehan seksual yang masih sering terjadi terhadap perempuan serta mendesak aparat  (ANTARA FOTO/Rahmad)
Arsip foto - Sejumlah aktivis perempuan Korps HMI-Wati menggelar aksi stop kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan di Lhokseumawe, Aceh, Kamis (9/12/2021). Dalam aksi tersebut mereka memprotes kejahatan pelecehan seksual yang masih sering terjadi terhadap perempuan serta mendesak aparat (ANTARA FOTO/Rahmad)



 

HARIAN MERAPI - Korban kekerasan seksual acap diperlakukan tidak adil. Padahal korban menanggung derita yang berat, sehingga butuh orang untuk menerima ceritanya.


Korban kekerasan seksual harus mendapat penanganan yang tepat, termasuk mendapatkan orang yang tepat untuk menerima ceritanya.


Hal ini disampaikan psikolog klinis dari Universitas Indonesia Mellia Christia, M.Si., M.Phil., saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.


Ia mengatakan bahwa penting bagi korban kekerasan seksual untuk menceritakan peristiwa yang dialami kepada orang yang tepat.

Baca Juga: BPBD Sukoharjo ingatkan warga agar waspada bencana banjir mengingat curah hujan diperkirakan meningkat di bulan Desember

"Penting untuk kemudian berbicara dan menceritakan hal itu kepada orang lain supaya (menyadarkan korban) memang peristiwa itu benar-benar dialami dan dilaporkan, jangan didiamkan" kata Mellia.


Respon yang tepat dari seseorang terhadap korban kekerasan seksual, kata Mellia, akan sangat berdampak terhadap keadaan emosional korban.

"Orang jadi malas melaporkan (kekerasan seksual) karena banyak yang nggak percaya, cenderung menyalahkan. Memang ketika itu terjadi, kita harus memastikan bahwa orang yang kita laporkan adalah orang-orang yang memang bisa memberikan respon yang tepat," ujar Mellia.

 Baca Juga: Nominal realisasi pelunasan PBB di Kecamatan Grogol raih nilai tertinggi, tercatat mencapai Rp 12.937.011.108

Apabila korban memperoleh respon yang positif dari seseorang yang dia percayai untuk mengetahui peristiwa kekerasan yang dia alami, maka rasa percaya diri korban akan semakin meningkat untuk melaporkan tindakan tersebut. Mellia mengatakan bahwa intervensi juga harus dilakukan terhadap masyarakat dalam menyikapi peristiwa kekerasan seksual.

"Yang harus diperhatikan adalah pertama, jangan cenderung menyalahkan korban. Kedua, berani untuk bersama-sama menanggulangi," ujar Mellia.

Kekerasan seksual, kata Mellia, bisa terjadi pada siapa saja. Seluruh komponen harus bertanggungjawab, peduli, dan berani bersuara saat menyaksikan peristiwa kekerasan seksual.

"Semua orang harus berani speak up (berbicara) karena kalau lingkungan yang lebih besar saja tidak berani, bagaimana korbannya?," kata Mellia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X