HARIAN MERAPI - Penyakit stroke masih menjadi momok bagi masyarakat. Khusus ibu hamil, harus mewaspadai faktor keturunan stroke dalam keluarganya.
Hal itu bisa diatasi dengan asupan gizi yang baik, vitamin, asam folat serta rajin memeriksakan ke bidan atau dokter.
Hal tersebut diingatkan dokter spesialis neurologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Rakhmad Hidayat Sp.S(K) MARS dalam diskusi daring tentang stroke yang diikuti di Jakarta, Senin.
Baca Juga: 1.088 Warga Kota Yogyakarta Terinfeksi TBC, 60 Persen Pasien adalah Usia Produktif
Ia mengatakan ibu hamil harus mewaspadai adanya faktor keturunan stroke dalam keluarga dengan selalu memenuhi gizi dan rutin minum vitamin.
“Kalau ibu hamil, asam folat, vitamin D itu mau engga mau diminum, dan ibu hamil dapat gizi yang cukup dan baik, konsultasi dengan dokter kebidanan agar memastikan bayinya sehat,” ucap Rakhmad.
Dokter yang menyelesaikan program doktoral di Universitas Indonesia ini mengatakan anak yang memiliki stroke bawaan dari lahir bisa saja terkena serangan saat berumur di bawah 15-20 tahun.
Baca Juga: Begini Keseruan Kontes Kambing Peranakan Etawa Ras Kaligesing Kulon Progo
Ia juga menegaskan jika dalam keluarga baik dari pihak ayah dan ibu memiliki riwayat penyakit stroke maupun bebagai faktor risikonya seperti diabetes dan kolesterol tinggi, ibu yang sedang hamil harus waspada dan menjaga kehamilannya.
Selain itu, jika anak sudah lahir, ada beberapa teknik khusus dimana dokter dapat mendeteksi kapan akan terjadinya stroke dengan melakukan pemeriksaan magnetic resonance angiography (MRA).
“Itu untuk mendeteksi ada atau tidak gangguan di pembuluh darahnya, kalau keluarga ada yang berisiko itu mau atau tidak mau dilakukan,” katanya.
Baca Juga: Ekonomi global 'unpredictable'. Menkeu Sri Mulyani pun tidak mudah memprediksi
Namun ia menganjurkan pemeriksaan menggunakan MRA dilakukan saat anak berusia sekitar 10 atau 20 tahun karena biasanya harus dibius. Selain itu juga ada teknik dengan tindakan operasi dimana menyambung pembuluh darah luar ke dalam (bypass) untuk menangani sumbatan pembuluh darah.
Pengobatan yang dilakukan pun hanya untuk mengobati keluhan yang muncul, bukan mengobati faktor genetik yang sudah ada. Sehingga anak dengan faktor risiko stroke harus menjaga pola hidupnya dengan tidak merokok, menjaga kadar gula darah dan menjaga berat badan agar tidak menjadi obesitas.
“Faktor risiko itu tidak bisa diubah, jadi meskipun dia tidak punya faktor risiko dia tetap punya peluang untuk stroke itu sudah pasti kalau tidak perbaiki gaya hidup,” ucap Rakhmad.