Cacar monyet bukan penyakit khusus yang menyerang LGBT, begini penjelasan ahli

photo author
- Jumat, 20 Oktober 2023 | 12:30 WIB
Ilustrasi  (Antara/Shutterstock)
Ilustrasi (Antara/Shutterstock)


HARIAN MERAPI - Jangan abaikan penyakit cacar monyet yang belakangan menggejala di berbagai negara.


Menurut dokter, cacar monyet atau monkeypox bukanlah penyakit khusus yang menyerang kelompok tertentu.


Demikian dijelaskan Staf Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi KSM Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM dr Robert Sinto, SpPD, KPTI dalam siaran langsung yang diikuti di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Sinden kondang Nyi Mlenuk jadi rebutan dua bapak yang ingin mendapatkan cintanya, siapakah yang menang?


Ia mengatakan cacar monyet atau monkeypox bukan suatu penyakit khusus yang hanya menyerang kelompok tertentu dalam masyarakat.

"Ini bukan merupakan stigma atau penyakit bagi kaum tertentu, jadi ada juga yang bukan kaum LGBTQ atau homoseksual yang terlibat juga. Jadi bukan menggambarkan orientasi seksual tertentu atau HIV misalnya," kata dr Robert Sinto

Robert menekankan bahwa penularan cacar monyet, dapat mengenai seluruh populasi tanpa pandang bulu. Meski penularannya sebesar 90 persen didominasi oleh laki-laki, tidak menutup kemungkinan penularan dapat terjadi pada perempuan.

Kondisi tersebut, menurut dia, dikarenakan virus cacar monyet menular melalui droplets seperti dahak, bersin atau air liur yang mengontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka dan cairan tubuh.

Baca Juga: Hati-hati, hasil survei politik bisa dijadikan sarana kampanye

Namun berdasarkan pantauannya selama periode 2022-2023, mode transmisi kontak erat pada cacar monyet memang kebanyakan dilaporkan disebabkan oleh hubungan seksual.

"Tapi saya sampaikan sekali lagi, penularan cacar monyet bukan terjadi karena hubungan seksualnya, tapi karena kontak yang terjadi selama hubungan seksual," ujar dr Robert Sinto.

Sedangkan terkait timbulnya stigma terhadap kelompok minoritas, dr Robert menjelaskan awal mula stigma buruk tersebut berkembang ketika kasus cacar monyet di dunia mulai meningkat pada 2022.

Kasus yang meningkat awalnya disebabkan oleh adanya sebuah pesta seks yang digelar oleh kelompok tertentu. Hasilnya, orang-orang yang hadir dan ikut jadi terinfeksi setelah otoritas berwenang melakukan pemeriksaan dan melakukan pelacakan kontak erat.

Baca Juga: Kejadian aneh di telaga Gunungkidul, ikan tak mau makan umpan saat ada lomba mancing

Menurut dia, penularan cacar monyet pada pasien yang terkonfirmasi hadir dalam acara itu disebabkan oleh kontak erat yakni ketika lepuhan berwarna kemerahan dan mengandung air yang sedikit padat menyentuh daerah kulit lain atau melalui cairan. Misalnya ketika melakukan ciuman atau adanya transmisi cairan dari rongga mulut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X