Ketika sampai di depan ruangan, tas mereka dengan rapi sudah tersaji di depan pintu ruangan masing-masing. Sedang kedua pintu ruangan tersebut telah tersegel karena dalam perbaikan.
Satpam merasa janggal lalu bercerita kepada Tiya dan ibu Nur, bahwa kedua ruangan tersebut adalah satu ruangan yang diberi sekat dan tidak pernah dipakai lagi selama beberapa tahun karena selalu ada insiden seperti keramik retak serta ternit rubuh.
Sebagai gudang pun banyak dokumen dimakan oleh rayap. Kedua ruangan tersebut rencana akan dijadikan tempat terbuka untuk istirahat mahasiswa.
Satpam mencoba menenangkan Tiya dan ibu Nur, akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan lantai dua. Petugas itu melirik ke arah kedua ruang tersebut, tak ingin ia ceritakan kepada kedua orang itu bahwa pada suatu malam saat berkeliling. Ia juga pernah mendengar sosok yang sedang mengetik di dalam ruangan, namun saat dibuka tempat tersebut selalu kosong. (Dikisahkan: Ichsan Nuansa)