“Hey, mau pada kemana nih? Kok gak ngajak-ngajak?” celetuk Satrio tiba-tiba.
“Halah, ngajak kamu juga gak bakal mau,” timpal Rahmat sambil memasang wajah cuek.
“Kalau asyik tempatnya aku ikutlah,” balas Satrio lagi.
“Asyik donks, ke Gunung Api Purba kok,” sambung Rizal.
“Oke, aku ikut, tunggu ya,” timpal Satrio.
Tanpa pikir panjang, Satrio segera meninggalkan teman-temannya untuk mengambil perlengkapan kemah di rumahnya.
Sore itu angin berhembus dengan sejuknya, membuat Satrio makin bersemangat untuk ikut bertualang ke Gunung Api Purba Nglanggeran.
Selesai menata barang bawaan, ia segera menuju rumah sahabatnya untuk kedua kalinya.
Baru saja mau memakirkan kendaraannya, ia dikejutkan oleh Risti dari arah belakang.
“Ciee….. Pak Dokter, mau ikut kemah juga ya?”
“Ssttt,,,, tahu dari mana kalau aku diterima?” jawab Satrio sambil memberikan kode supaya jangan sampai terdengar ke temannya yang lain.
Namun, percakapan mereka ternyata didengar juga oleh temannya yang lain.
Sontak semua temannya mengucapkan selamat sekaligus meminta traktiran kepadanya.