Beberapa detik kemudian mereka sampai di belakang sekat.
Ruang dengan sebuah ranjang dan almari tak terpakai.
Baca Juga: Pengalaman misteri Gino pulang pergi ke tempat kerja sebagai penjaga malam naik sepeda onthel
Namun tidak ada tangan yang tadi menyentuh kepala Ismi.
Si empunya kepala sampai melongok ke kolong, memastikan itu perbuatan manusia, namun hasilnya nihil.
Permainan monopoli malam itu bubar ditinggal ngacir ke ruang TV.
Saking gaduhnya, simbah kakung sampai menegur kedua anak itu.
Nasir meringis malu begitu duduk di kursi, tetapi ia tidak menceritakan apapun seperti adiknya yang bungkam.
Mungkin abang sepupunya yang jahil.
Ia terkejut ketika tahu semua orang berada di depan TV.
Ah, atau bapaknya sudah lebih dulu berlari ke ruang TV.
Atau..tangan itu bersembunyi di belakang lemari? (Seperti dikisahkan Rian Zain di Koran Merapi) *