Malam yang dipercaya lebih mistis dibandingkan malam Jumat Kliwon.
Suasana pun sudah sangat sepi karena memang sudah tengah malam dan juga mati listrik.
“Bismilah, daripada tidak pulang!” Tarjo melangkahkan kaki berjalan masuk ke dalam gang dibantu cahaya remang dari senter handphonenya.
Memasuki gang perasaan Tarjo mulai gelisah, tapi dia mencoba menguasai diri dan berfikir positif.
Saat berjalan diantara dua makam tiba-tiba tercium bau seperti singkong bakar.
Jantungnya semakin tak karuan. Apalagi saat melewati sebuah pohon besar yang memang terkenal angker.
Plakk.
Sebuah kerikil terlempar mengenai tubuhnya. Dengan reflek Tarjo pun menoleh keasal lemparan itu.
Jegagik!
Terlihat sosok hitam, besar dan tinggi di dekat pohon angker itu.
Makhluk itu berbulu lebat. Taringnya panjang, matanya sebesar bola pinpong melotot seperti mau keluar.
Jantung Tarjo terasa berhenti. Lehernya keram, tenggorokannya seperti ada batu besar yang mengganjal.
Setahu Tarjo saat melihat makhluk halus dia harus membaca doa-doa yang dia bisa.