Perantaranya adalah seekor macan. Macan dalam dimensi gaib berbeda kekuatan dan kecepatannya dibandingkan macan dalam wujud nyata.
Prosesinya, Mbah Sumo memiliki kamar khusus. Kamar itu dibiarkan tanpa penerang.
Kamar yang memang khusus sebagai tempat ritual Mbah Sumo. Tidak diperkenankan sembarang orang memasukinya.
Di situlah Mbah Sumo kalau berangkat ke suatu tujuan dengan kendaraan macannya. Tentu, tidak sembarang tempat.
Hanya untuk tujuan tempat-tempat jauh atau dalam kondisi terdesak dan kepepet. (Seperti dikisahkan Armawati di Koran Merapi) *