“Oh, mari masuk, Nak. Aku ambilkan baju milik anakku untuk ganti ya”, ujar Pak Sawung sembari bergegas masuk rumah.
Akan mengambil baju milik anaknya. Lalu kembali lagi menemui bocah yang badannya ‘njedhindhil’ itu.
Pak Sawung heran. Di teras, dia tidak melihat ada siapa- siapa.
Baca Juga: Terpikat Sundel Bolong, Lelaki Gagah Tak Mau Menikah dengan Wanita Manapun, Sampai Akhirnya ......
“Lho pergi kemana bocah ini tadi?”, tanyanya dalam hati.
Penasaran, Pak Sawung menelisik ke empat penjuru rumahnya.
Lagi- lagi dia tidak mendapati seorang pun ada di sekitar rumahnya.
“Huh, aneh! Bilangnya mau nunut ngeyup. Lha kok malah menghilang”, gumam Pak Sawung. Ia kembali masuk rumah. Ingin melanjutkan tidurnya yang terputus.
Belum tertidur, masih dalam posisi rebahan, kuping Pak Sawung kembali mendengar suara bocah laki- laki.
Tidak pangling. Suara itu sama persis dengan suara bocah laki- laki sebelumnya.
Suara berasal dari teras depan rumahnya.
“Terimakasih, Pak. Aku boleh nunut ngeyup di sini. Rumahku sedang dibongkar."
"Jika sudah selesai dibangun kembali, aku akan kembali ke sana, Pak”, begitu suara bocah laki- laki yang sangat jelas terdengar di telinganya.
Pak Sawung jadi teringat, jika jembatan kuna tidak jauh dari rumahnya memang sdang dibongkar.