harianmerapi.com - Sebagai orang yang belum lama tinggal di daerah Bantul, Bandi ingin mengetahui banyak tentang Bantul.
Bandi memang suka hal=hal yang baru dan pengalaman misterius, Menelusuri jalan yang belum pernah dia lewati, sore itu Bandi nggowes dengan sepeda kesayangannya.
Di sudut sebuah bulak desa, di sebuah warung sederhana, Bandi melihat kerumunan orang. Penasaran, dia mendekat.
Baca Juga: Pengalaman Horor Teman Kos Menanyakan Makan Malam, Saat Kepala Berputar Ternyata ....
Ternyata seorang penjual serabi kocor, makanan kesukaannya. "Enak tenan serabi buatannya. Tiap hari aku membeli," ujar seseorang.
Mendengar ujaran itu, Bandi ingin mencobanya. "Mbak, beli sepuluh," ujar Bandi kepada bakul serabi.
Pulang ke kamar kos, Bandi segera mencoba mencicipi. Sekaligus habis lima biji. "Hem...memang enak," ujarnya dalam hati. Yang lima buah dia sisakan. Untuk teman belajar malamnya.
Malam harinya, sambil belajar, mulutnya ngemil serabi. Seperti tidak ada puasnya. Serabi lima buah habis dilahapnya, masih juga terasa kurang. "Aku akan beli lagi," ucapnya dalam hari.
"Tengah malam begini mau beli serabi? Mana ada yang masih jual?" kata Bu Hari, Ibu kosnya. Diingatkan Bu Hari, Bandi bersikukuh.
Baca Juga: Dua Tahun Perjalanan Dawet Kemayu, Mampu Buka Lapangan Pekerjaan dengan 263 Outlet
Katanya, keinginannya makan serabi sepertinya tidak bisa ditahan. Bak perempuan hamil ngidam serabi.
Mengendarai sepedamotor, tidak berapa lama Bandi sampai di pojok bulak, lokasi Mbak penjual serabi yang tadi sore menjual dagangannya.
Tempat tersebut sepi. Tidak ada siapa-siapa. Hanya terlihat warung sederhana yang hampir roboh. Bandi longak-longok ke sekitar. Dia tidak sadar jika jam telah mununjuk angka dua.
"Hah, Mas akan membeli serabi? Serabi buatan Yu Tamti?" tanya seorang peronda.
Petugas ronda itu memberitahu, jika Yu Tamti, penjual serabi di pojok bulak, sebulan lalu telah meninggal. Tertabrak truk bermuatan semen.