HARIAN MERAPI - Kisah misteri di balik novel bergenre horor 2, sekilas Rindi merasa ada sosok yang mengawasi.
Malam itu nampak gerimis mengguyur dengan sendunya. Para penumpang pun disibukkan dengan dinginnya malam. Ada yang bersandar di dinding kapal sambil memainkan gawainya.
Ada juga yang sekadar mengobrol hangat dengan menyeruput kopi. Beberapa saat kemudian pikirannya kembali ke novel yang terbawa di tasnya. Dengan tenang ia membuka tasnya untuk mengambil novel tersebut.
Namun, tidak menemukannya. Padahal ia merasa sudah memasukkan ke dalam tas.
“Kemana novel itu? kayaknya sudah tak masukkan ke dalam tas” pikirnya dalam hati.
Rindi merasa heran dengan apa yang dirasakannya. Ia kembali gelisah dengan situasi yang sedang menimpanya. Lamunannya terpecah setelah nakoda memberi kabar bahwa sebentar lagi kapal akan segera bersandar.
Para penumpang pun kembali ke kendaraannya masing-masing. Rindi pun bergegas menuju bus yang ditumpanginya. Hal yang menghantui pikirannya akhirnya terjawab.
Novel yang ia cari tadi ternyata tergelatak di kursinya. Padahal novel itu baru selesai dibaca beberapa hari yang lalu. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja novel tersebut terselip ke dalam tasnya.
Padahal novel itu sudah ditempatkan di lemari tersendiri bersama dengan buku-buku lain yang sudah dibaca.
Rindi berprinsip buku atau novel yang sudah dibaca, tidak akan ditempatkan di lemari yang sama dengan buku yang belum dibaca.
Saat membaca novel itu Rindi selalu mencari keramaian agar rasa takutnya bisa termanajemen dengan baik. Lalu dibukalah kembali novel bergenre horor tersebut.
Setelah membaca sekilas, ia merasa ada sosok yang mengawasinya. Namun, anehnya tidak satu pun orang di dalam bus yang terlihat mengamatinya. Bulu kuduknya pun berdiri melihat fenomena yang sedang dialaminya.
Dengan tergesa-gesa Rindi menutup novel tersebut dan dimasukkan ke dalam bagasi kabin bus. Ia berniat meninggalkan novel itu di dalam kabin bus.