***
Beruntunglah setelah Fandy menghampiri Erik di indekosnya dan langsung tancap gas menuju Rumah Sakit Kencana, langit masih belum menumpahkan tangisnya.
Barulah ketika sampai di rumah sakit dan keduanya menginjakkan kaki di Instalasi Gawat Darurat, hujan turun dengan lebat. Memang Fandy selalu sedia jas hujan di jok motornya, tetapi menurutnya tidak kehujanan itu lebih baik.
''Bentar ya, Fan. Aku chat ibunya Dimas dulu, di ruang apa Dimas dirawat.''
''Oke, Bro. Siap!''
Erik segera mengetikkan pesan pendek di ponselnya. Sementara Fandy berjalan mencari tempat duduk agar tak terkena tempias hujan.
Erik pun mengikuti langkah Fandy sambil matanya tak lepas menatap layar ponsel. (Dikisahkan Reni Asih Widiyastuti di Koran Merapi)*