harianmerapi.com - Berikut ini Kisah Nyata ketika ada anak bilann ada Mama Baru sang ayah senyum-senyum sedang sang ibu tidak marah.
Sedang Kisah Nyata lainnya akibat melanggar tradisi di sebuah kampung saat ada hajatan, maka terjadi keributan.
Rahmansyah warga Jotang Atas Barat - Jotang - Empang - Sumbawa NTB menulis kisah yang ditayang di Koran Merapi pada rubrik Terjadi Sungguh-sungguh.
Desa Labuan Jambu Kecamatan Tarano Kabupaten Sumbawa memiliki sebuah dusun yang bernama Mama. Tahun 2015 desa itu diterjang banjir bandang.
Gunak membantu korban banjir, pemerintah pusat membangun sebuah perumahan di wilayah Dusun Mama dan diberi nama Mama Baru.
Belakangan, banyak anak yang berkelakar pada ibunya, "Mak, ada Mama Baru." Tentu saja ibu tidak marah, sementara sang ayah hanya senyum-senyum.
Baca Juga: Lima Sifat Lemah Bawaan Manusia, Salah Satunya Berkeluh Kesah Lagi Kikir
Sementara Widya Astuti, dari Bimbel Gladika, Jl. Cemara IV RT 05 RW 06 Sidorejo Lor, Salatiga berkisah tentang tradisi.
Kata orang, tradisi tidak boleh dilanggar. Ada satu kejadian di kampungku ketika nasi kenduri tidak berisi aneka sajian seperti zaman dulu, tapi hanya nasi, ayam goreng lalapan dan sambal.
Dan malam berikutnya, terjadi perkelahian di acara lek-lekan menjelang acara pernikahan tetanggaku.
Kata orang-orang yang masih menganut kepercayaan tradisi, semua itu gara-gara kenduriannya meninggalkan bubur merah putih dan urap yang merupakan simbol keamanan dan keselamatan bagi yang punya hajat.
Enthlah, soal benar tidaknya Wallahualam. *