harianmerapi.com - Pengalaman lucu kali ini tentang tantang pekerja kuli pasar yang nraktir makan mi ayam dan batal makan sahur gara-gara nasi belum matang.
"Siap sih sih yang tidak mau ditraktir makan, apalagi makan mi ayam kesukaan," tulis Andriani warga Jl. Gatot Subroto Purwoyoso Ngaliyan Semarang mengawali pengalamannya yang pernah tayang di Koran Merapi.
"Pastilah mulut berkecap ingin segera menyantapnya. Tapi tiba-tiba semangatku pudar, ketika tahu siapa yang mentraktir."
"Dia adalah Pak Joni, tetangga samping rumah yang sehari-hari bekerja jadi kuli pasar. Ia memanggil pedagang mi ayam lewat depan rumah, mampir ke rumahnya."
"Mungkin ia tidak enak makan mi ayam sendiri sedang kami berempat duduk di teras rumah maka Pak Joni menawarkan untuk nraktir kami."
"Ketiga temanku tak mampu menolak sedang aku yang merasa tak enak memilih menghindar dengan alasan sudah makan. Selesai mereka makan, aku langsung ambil motor menuju warung mi ayam untuk mengganti rasa kecewa."
Sedang Dewi Murti warga Desa Pereng, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah bercerita pengalamn sol makan sahur.
"Aku bergegas bangkit dari tempat tidur kala menyadari waktu tersisa lima belas menit sebelum Subuh. Segera kuambil lauk dari dalam kulkas."
"Tak ada waktu lagi untuk menghangatkannya. Bersantap sahur dengan nasi panas bertemankan lauk yang masih dingin menjadi satu-satunya pilihan."
"Namun, pilihan itu pun kandas kala kubuka penanak nasi. Bagaimana tidak? Nasiku masih berupa beras yang terendam dalam air panas. Duh, ngenasnya!" *