harianmerapi.com - Rempah dengan aroma dan tampilan khas ini mempunyai sejumlah nama, yaitu pekak, bunga atau kembang lawang . Selain sering digunakan sebagai rempah-rempah untuk menyedapkan masakan, kembang lawang juga memiliki khasiat obat alami.
Berbagai sumber pun telah membahas seputar khasiat kesehatan dari kembang lawang. Lalu untuk memperoleh bahan ini, misalnya dapat membeli di kios-kios penyedia bahan jamu ataupun herbal.
Menurut Anita S asal Sleman, bahan alami ini dapat dijadikan suatu minuman tradisional seperti jamu sampai campuran minum teh. Ketika mengkombinasikan teh hitam dan bubuk kembang lawang, antara lain akan bisa membantu menyingkirkan serangan batuk.
“Kembang lawang atau pekak memang dikenal sebagai salah satu rempah yang dapat memberi rasa sedap dan aroma khas pada makanan. Tak kalah penting, dapat juga dijadikan bahan alami menyehatkan badan,” terangnya.
Baca Juga: Polwan Polres Sukoharjo Ikuti Pelatihan Bahasa Isyarat untuk Pelayanan Penyandang Disabilitas
Adapun khasiat penting lainnya, yakni dapat digunakan sebagai diuretik atau melancarkan saluran kencing secara alami. Bahkan pekak juga diyakini mampu membantu mengatasi gangguan pencernaan dan sakit sendi. Lain halnya jika sudah diproses menjadi minyak antara lain dapat mengurangi gejala mual-mual bagi ibu yang sedang mengandung.
Selain itu kandungan asam shikimat (shikimic acid) dalam kembang lawang membuat rempah ini dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuat obat anti flu burung.
“Ada juga yang mampu memproses menjadi teh kesehatan yang bisa berperan menurunkan berat badan secara alami, misalnya sehari minum satu atau dua kali teh kesehatan berbahan bunga lawang,” urainya.
Baca Juga: Mlanding Turunkan Kadar Gula Darah dan Atasi Masalah Cacingan
Sedangkan beberapa ciri kembang lawang, misalnya mempunyai bentuk seperti bintang bersudut delapan dengan ujung berisi biji pipih. Bunga berwarna kecokelatan dan keras, bagian tengahnya berisi biji berwarna cokelat dan mengkilap. Bahkan ada yang menyatakan aroma kembang lawang harum mirip adas. Saat berada di pasaran biasa dijual dalam bentuk masih utuh, ada yang pecah-pecah maupun sudah berwujud bubuk. *