-
Raja dari segala macam rempah-rempah. BANYAK literatur dan pustaka mengungkap nilai lebih merica atau lada. Seperti disebutkan dalam Inventaris Tanaman Obat Indonesia (ITOI) I-2 (Depkes RI, 2001), merica berkhasiat sebagai perut kembung, obat tekanan darah tinggi, obat sesak napas dan peluruh keringat. Disebutkan dalam literatur tersebut, untuk mengobati perut kembung ambil sekitar 3 gram serbuk lada, seduh dengan ¼ gelas air matang panas. Setelah disaring minum hasilnya selagi hangat. Manfaat ini diperoleh karena dalam biji lada terdapat saponin, flavonoida dan minyak atsiri. Herbalis Sulistyo dalam Resep Ramuan Tradisional (Pionir Jaya, 2000) merekomendasikan dua buah racikan untuk mengatasi frigiditas berbahan lada hitam. Salah satu racikan itu berbahan 1 sdt (sendok teh) jinten hitam, setengah sdt merica hitam, 2 sdm (sendok makan) adas pulawaras, 1 sdt biji ngokilo, 2 jari jahe, 1 butir kuning telur ayam kampong dan 1 sdm madu. Cara membuatnya, jinten hitam, merica hitam, adas-pulawaras dan biji ngokilo digiling lembuit hingga menyerupai tepung. Air perasan jahe, kuning telur ayam kampong dan madu dikocok hingga bercampur rata. Campurkan kedua bahan itu dan dikocek-kocek hingga rata. Minum hasilnya sekaligus. Lakukan sehariu satu kali selama satu bulan. Bahan untuk racikan kedua, setengah ons sarang burung wallet, 1 butir kuning telur ayam kampung, 1 sdt merica hitam, 2 jari jahe. Cara membuatnya, sarang burung wallet dibersihkan bulu-bulunya, lalu direbus dengan 2 gelas air bersih hingga mendidih. Jahe dicuci bersih dan dirajang, masukkan ke dalam rebusan sarang burung wallet. Setelah itu dianggkat dan diambil airnya saja, campur dengan kuning telur ayam kampung dan bubuk merica hitam, dikocek-kocek hingga padu. Minum hasilnya dua kali sehari masing-masing separuh racikan. Lakukan secara teratur pada pagi dan sore. Merica sebagai rempah-rempah sudah dikenal sejak zaman sebelum Masehi. Bumbu olahan sekaligus bahan racikan obat ini memiliki nilai komersial tinggi sehingga menjadi komoditas penting antar negara. Dari tahun ke tahun kembutuhan lada dunia terus meningkat sehingga rempah-rempah ini mendapat julukan “The King of Spice” atau Raja Rempah-rempah. Lada di Indonesia banyak ditanam di Lampung, Bangka, Jawa Barat dan Kalimantan Barat. Tapi kini banyak tumbuh tersebar di berbagai daerah. Lada Indonesia diperdagangan di dalam negeri dan sebagai komoditas ekspor. Pasar dalam negeri menyerap 10 persen dari total produksi lada nasional. Pasar dunia (luar negeri) memiliki daya serap tinggi dan cenderung terus meningkat, sehingga sebagian besar lada Indonesia diarahkan untuk ekspor. Sejak dekade 90-an, ekspor lada Indonesia mengalami fluktuasi. Manfaat lada yang utama adalah sebagai bumbu masak yang bisa membuat rasa masakan menjadi sedap, beraroma merangsang, dan menghangatkan badan. Karenanya di Indonesia lada digunakan bumbu khusus masakan-masakan peningkat gairah. Sementara itu di India yang masyarakatnya dikenal sangat menyukai masakan berbumbu lada, sehingga hampir sebagian besar produksi lada mereka untuk konsumsi dalam negeri. Selain untuk bumbu masak, lada bersama beberapa rempah lain dan umbi-umbian juga digunakan sebagai bahan ramuan jamu tradisional. Lada terutama lada hitam, sering disuling diambil minyak atsirinya. Minyak essensial lada dengan aroma wangi yang khas lazim digunakan untuk bahan campuran minyak wangi. Sebagai bahan obat tradisional, lada atau merica banyak dirujuk herbalis untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Sudah sejak zaman leluhur lada diambil manfaatnya sebagai bahan afriodisiak. (dari berbagai sumber)-(JB Santoso)