-
Seafood banyak mengandung kalsium. JALANI gaya hidup sehat agar di lanjut usia tidak dihantui keropos tulang sehingga mudah patah. Banyak petunjuk dapat kita peroleh dari berbagai media kesehatan untuk dijadikan bahan rujukan gaya hidup sehat. Kita harus sadar bahwa osteoporosis yang lazim disebut silent disease tak terdeteksi gejalanya. Untuk meningkatkan kepadatan tulang, pakar nutrisi mengatakan lakukan diet dengan kalori seimbang yang terdiri karbohidrat, lemak sedang dan protein cukup (tidak boleh terlalu tinggi). Karena diet protein tinggi akan menimbulkan suasana asam dan untuk menetralkannya sangat diperlukan kalsium. Kemudian, lakukan diet tinggi kalsium. Misal banyak mengonsumsi susu, keju, yoghurt, ikan yang boleh dimakan dengan tulangnya, ikan teri, ikan salmon, tempe, kedelai dan sayuran hijau. Usahakan kena sinar matahari setiap hari, tidak terlalu lama, cukup 10 menit. Hal ini karena di bawah kulit tubuh terdapat simpanan provitamin D. Dengan bantuan sinar ultraviolet (dari sinar matahari) maka vitamin D akan berubah menjadi vitamin D3 yang akan berubah aktif dengan bantuan organ hati dan ginjal yang sehat. Vitamin D yang aktif akan membantu penyerapan kalsium. Bagaimana mengidentifikasi pasien dengan risiko osteoporosis? Semua individu berusia lanjut, baik wanita maupun pria, perlu waspada terhadap terjadinya osteoporosis. Pada usia 60-70 tahu, lebih 30 persen wanita menderita osteoporosis dan kejadiannya meningkat menjadi 70 persen pada usia 80 tahun ke atas. Hal ini terkait dengan berkurangnya hormon estrogen pada masa menopause dan penurunan massa tulang karena proses penuaan. Pada laki-laki, hormon seks yang dihasilkan testis adalah testosteron dan akan diubah menjadi estrogen oleh enzim aromatase. Pada laki-laki tidak ada proses menopause, karena hormon testosteron akan dihasilkan terus menerus. Oleh sebab itu osteoporosis pada laki-laki terjadi tidak secepat seperti yang terjadi pada wanita. Biasanya osteoporosis yang dialami laki-laki terjadi pada umur 60 tahun dan berlangsung lebih lambat dibanding wanita. Proses timbulnya osteoporisis ini berlangsung secara progresif. Penderita gangguan ini akan mengalami perubahan secara bertahap, dimulai dengan perubahan tinggi, berat badan, hingga gaya berjalan, perubahan bentuk tulang, bahkan nyeri pada tulang belakang. Selain itu ada beberapa pemeriksaan radiologi, kepadatan tulang, analisis penanda tulang yang digunakan para ahli untuk mengukur masing-masing proses penyerapan dan pembentukan tulang. Berbagai usaha dapat dilakukan untuk mencegah serta menghambat perburukan dari gangguan ini. Aktivitas fisik yang teratur salah satu contoh sederhana yang mudah dilakukan tapi sangatlah memiliki peranan penting untuk memelihara kelenturan, kekuatan serta kebugaran sistem tulang dan otot. Berbagai latihan dapat dilakukan meliputi berjalan 30-60 menit per hari, bersepeda maupun berenang. Latihan fisik yang dilakukan haruslah benar, terukur, dan teratur (3-5 kali eminggu). Latihan serta berbagai program rehabilitasi juga sangat penting baik pada penderita maupun orang sehat. Pada penderita yang belum mengalami osteoporosis, latihan berguna untuk pembebanan terhadap tulang bersifat high impact dan weight bearing, sedangkan pada penderita yang sudah osteoporosis, latihan yang dapat diberikan dimulai dengan latihan tanpa beban bersifat law impact dan low load, kemudian ditingkatkan secara bertahap sehingga mencapai latihan beban yang agak kuat. Pada prinsipnya penderita osteoporosis haruslah menghindari melakukan gerakan menghentak, memutar-mutar, gerakan tiba-tiba atau benturan keras, menekuk tulang belakang ke depan mulai dari pinggang, mengangkat beban terlalu berat. (dari berbagai sumber) - (JB Santoso)