Perlindungan terhadap infeksi juga lebih tinggi untuk orang yang dikuatkan selama gelombang Omicron.
Namun karena keterlambatan pelaporan kematian Covid-19, peneliti tidak memiliki data kematian selama gelombang Omicron.
Perlindungan terbesar terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun, diikuti oleh mereka yang berusia 50 hingga 64 tahun.
“Penelitian ini jelas menunjukkan, bahwa mereka yang tidak divaksinasi memiliki tingkat infeksi dan kematian yang jauh lebih tinggi,” kata Dr. Shobha Swaminathan.
Baca Juga: Feng Shui Tahun Macan Air, Ini Tips dan Peruntungan Percintaan Setiap Zodiak
Dr. Shobha Swaminathan adalah seorang profesor dan dokter penyakit menular di Rutgers New Jersey, Medical School.
Dia mengatakan, orang yang tidak divaksinasi (booster) memiliki risiko kematian akibat Covid-19 hampir 20 kali lebih tinggi.
Dalam studi ketiga yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, para peneliti melihat data dari 70.000 orang yang dites untuk infeksi virus corona.
Para penulis menemukan, bahwa dosis booster juga memberikan perlindungan lebih terhadap infeksi simptomatik.
Vaksinasi penuh dan booster memberikan perlindungan yang lebih terhadap varian Omicron, dibandingkan dengan Delta.
Baca Juga: Puan Maharani : Evaluasi PTM dengan Prioritaskan Kesehatan Anak
Studi laboratorium juga menemukan, bahwa Omicron sebagian mampu mengatasi perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin dan kekebalan sebelumnya.
CDC juga menerbitkan data Covid-19 tambahan minggu lalu di situs webnya.
Data itu menunjukkan pada bulan Desember orang Amerika yang tidak divaksinasi berusia 50 hingga 64 tahun.
Mereka yang tidak divaksinasi berusia 50 hingga 64 tahun itu, 44 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit.