HARIAN MERAPI - Musim penghujan tiba, masyarakat harus bersiap untuk menghadapi demam berdarah dengue (DBD).
Sebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini belum ditemukan obatnya dan bila tidak tertangani dengan tepat dapat menyebabkan kematian.
Maka itu, upaya yang sedang dilakukan peneliti adalah membuat vaksin demam berdarah untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Baca Juga: Pabrik Vaksin Covid-19 di Indonesia berbasis mRNA , ini pertama di Asia Tenggara
Namun langkah terbaik adalah mencegah infeksi dengan menghindari gigitan nyamuk. Langkah lainnya yakni mengurangi populasi nyamuk.
Seperti diketahui DBD merupakan penyakit yang ditularkan nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia. DB ringan akan menyebabkan demam tinggi dan gejala seperti flu.
Sedangkan DBD yang parah, dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba atau syok dan bahkan kematian.
Tiap tahun ada jutaan infeksi DBD terjadi di seluruh dunia.
Yang paling sering terjadi adalah di Asia Tenggara, Amerika Latin, pulau-pulau Pasifik barat, dan Afrika.
Baca Juga: Piala Raja Sprint Rally Jogja 2022 putaran III digelar dua hari, hadirkan 20 UMKM
Tetapi kini telah menyebar ke daerah baru, termasuk wabah lokal di Eropa dan bagian selatan Amerika Serikat.
Penyakit ini tidak memandang usia sebab dapat menyerang semua golongan umur.
Meski begitu penyakit DBD lebih banyak menyerang anak-anak tetapi dalam dekade terakhir ada kecenderungan kenaikan proporsi penderita DBD pada orang dewasa.
DBD sendiri disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.