kesehatan

Musim penghujan AWAS DBD, rupanya DBD belum ada obatnya, lantas bagaimana mengatasinya

Sabtu, 15 Oktober 2022 | 18:49 WIB
DBD belum ada obatnya, lantas bagaimana mengatasinya. (pexel)

HARIAN MERAPI - Musim penghujan akan diwarnai peningkatan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Tahukah rupanya penyakit DBD selama ini belum ditemukan obatnya.

Dokter selama ini tidak mengobati secara langsung penyakit DBD kepada pasien.

Baca Juga: Musim penghujan, siaga bahaya DBD, segera lakukan PSN untuk mencegah nyamuk berkembang

Paramedis di rumah sakit atau dalam perawatan di rumah bagi penderita DBD, penanganan yang dilakukan cenderung sama.

Pada intinya meningkatkan daya tahan tubuh pasien. Daya tahan tubuh yang baik atau imunitas yang meningkat diharapkan mampu melawan penyakit DBD.

Warga yang terkena DBD akan mengalami gejala-gejala yang umumnya adalah:

• Demam tinggi mendadak
• Sakit kepala
• Ruam
• Nyeri otot dan sendi
• Mual dan muntah serta kelelahan
• Pada kasus yang parah terjadi pendarahan hebat dan syok, yang membahayakan nyawa.

Baca Juga: Siklus penyakit DBD di Kabupaten Karanganyar tahun ini, 734 kasus dan renggut 8 nyawa

Pada umumnya penderita DBD juga akan mengalami fase demam selama 2-7 hari.

Fase Demam
• Fase pertama (hari ke 1-3): Demam yang cukup tinggi hingga 40°C

• Fase kedua (hari ke 4-5): Merupakan fase kritis, penderita akan mengalami turunnya demam hingga 37°C dan merasa dapat melakukan aktivitas kembali (merasa sembuh kembali) pada fase ini jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat dapat terjadi keadaan fatal, akan terjadi penurunan trombosit secara drastis akibat pemecahan pembuluh darah (pendarahan).

• Fase ketiga (hari ke 6-7): Penderita akan merasakan demam kembali, fase ini dinamakan fase pemulihan, di fase inilah trombosit akan perlahan naik kembali normal kembali.

Penanganan dokter yang umum dilakukan adalah:

Halaman:

Tags

Terkini